Demi Cegah Kredit Macet, OJK Minta Proyek Konstruksi Tak Setop


Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) di depan mal Bekasi Cyber Park (BCP), Jalan. K.H. Noer Ali, Bekasi, Senin (9/3/2020). Pembangunan Tol Becakayu ini merupakan lanjutan seksi 2 A dari Galaxy Bekasi Barat sampai Jalan Veteran Bekasi Setalan dan seksi 2 B yang berlanjut hingga ke wilayah Bekasi Timur yang dimulai pada tahun 2019 lalu. AKTUALITAS.ID/Kiki Budi Hartawan

AKTUALITAS.ID – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso meminta agar pemerintah tidak menghentikan proyek konstruksi dan infrastruktur di tengah pandemi covid-19. Pasalnya, jika proyek tersebut berhenti maka bisa membebani perbankan.

“Konstruksi ini sudah banyak investasi, jadi kalau berhenti, ini bisa risk (berisiko). Kami menaruh perhatian khusus dan memonitor bagaimana jangan sampai berhenti,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (6/8/2021).

Ia menuturkan proyek konstruksi dan infrastruktur, khususnya proyek milik pemerintah memiliki efek pengganda (multiplier effect). Dalam hal ini, sektor konstruksi dan infrastruktur selalu berkaitan dengan sektor lainnya.

Oleh karenanya, apabila proyek-proyek konstruksi dan infrastruktur mandek, maka ada potensi kredit macet. Guna menghindari kenaikan kredit macet, lanjutnya, maka OJK mencanangkan program restrukturisasi kredit.

“Nasabah-nasabah yang tidak bisa mengangsur karena pandemi tidak dikategorikan macet. Karena kalau macet, urusannya panjang. Berarti harus menunggu lama diratifikasi menjadi tidak macet, legalnya rumit, sehingga kami tahan,” katanya.

Namun, ia menilai situasi perekonomian saat ini semakin membaik. Terbukti dari capaian pertumbuhan ekonomi sebesar 7,07 persen pada kuartal II 2021. Menurutnya, ini sejalan dengan sejumlah indikator makro ekonomi di lapangan.

“Keyakinan konsumen sudah meningkat, indeks penjualan ritel sudah meningkat, inflasi sudah terkendali. Indikator di perbankan sama. Kredit mulai meningkat dan ada sektor konstruksi yang kalau kita lihat kenaikannya cukup fantastik,” ungkapnya.

Sementara, Direktur Utama PT Jaya Konstruksi Sutopo Kristanto mengakui bahwa terjadi penurunan pada sektor konstruksi. Oleh sebab itu, ia menyatakan sektor konstruksi tetap membutuhkan dukungan program stimulus, seperti relaksasi dan restrukturisasi kredit hingga prioritas vaksinasi covid-19.

“Kami juga mendorong, bila dimungkinkan, prioritas vaksinasi tenaga kerja konstruksi dan dukungan layanan kesehatan,” kata Sutopo.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>