Berita
Soal Kasus Kebocoran Data dari e-HAC, DPR Desak Kemenkes Minta Maaf
AKTUALITAS.ID – Anggota Komisi I DPR RI, Muhammad Iqbal, menyesalkan dugaan kebocoran data aplikasi Electronic Health Alert Card (eHAC). Sebab, ada sekitar 1,3 juta data penting milik masyarakat yang tergabung dalam aplikasi tersebut. “Setidaknya ada 1,3 juta pengguna aplikasi milik Kementerian Keseharan RI ini yang terdampak kebocoran data. Data yang bocor meliputi ID pengguna yang […]

AKTUALITAS.ID – Anggota Komisi I DPR RI, Muhammad Iqbal, menyesalkan dugaan kebocoran data aplikasi Electronic Health Alert Card (eHAC). Sebab, ada sekitar 1,3 juta data penting milik masyarakat yang tergabung dalam aplikasi tersebut.
“Setidaknya ada 1,3 juta pengguna aplikasi milik Kementerian Keseharan RI ini yang terdampak kebocoran data. Data yang bocor meliputi ID pengguna yang berisi nomor kartu tanda penduduk (KTP), paspor serta data dari hasil tes Covid-19, alamat, nomor telepon dan nomor peserta rumah sakit, nama lengkap, tanggal lahir, pekerjaan, dan foto, serta sejumlah data penting lainnya,” tuturnya, Rabu (1/9/2021).
Menurutnya, kebocoran data pribadi di aplikasi milik pemerintah ini merupakan bentuk keteledoran dan kurang bertanggung jawabnya pemerintah. Terlebih, kebocoran data tersebut bukan kali ini saja terjadi.
“Sebelumnya data 2 juta nasabah asuransi BRI Life bocor dan dijual secara online, lalu Mei 2021 data pribadi 279 penduduk Indonesia dari BPJS Kesehatan. Tindak lanjut dan laporan penyelidikannya juga belum jelas,” ujarnya.
Iqbal menambahkan, kasus kebocoran data pribadi masyarakat Indonesia ini tidak bisa dianggap enteng. Dia bilang, masyarakat rugi berkali-kali karena kasus kebocoran data ini.
“Dalam kasus kebocoran data dari eHAC, Kementerian Kesehatan RI dan pihak terkait harus meminta maaf kepada publik atas terjadinya kasus ini, bukan hanya mencari siapa yang bersalah,” ujarnya.
Dia menambahkan, adanya kasus kebocoran data pribadi di website pemerintah maupun perusahaan BUMN membuat masyarakat terkena dampaknya baik secara materi maupun non-materi. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah maupun perusahaan BUMN terus memperkuat sistem keamanan data.
“Sistem keamanan data yang lemah bisa mengundang kejahatan siber seperti penipuan online dan lainnya,” pungkasnya.
-
EKBIS28/09/2025 09:30 WIB
Pertamina Siap Umumkan Harga BBM Baru 1 Oktober 2025, Ini Daftar Harga Terkini
-
NASIONAL28/09/2025 07:00 WIB
Wakil Ketua BGN Blokir Politikus yang Minta Jatah Dapur MBG di Tengah Kasus Keracunan
-
JABODETABEK28/09/2025 05:30 WIB
Update Prakiraan Cuaca 28 September 2025: Jabodetabek Berpotensi Hujan
-
EKBIS28/09/2025 10:30 WIB
Harga Emas Antam dan Buyback Hari Ini: Selisih Rp 153.000 per Gram
-
NASIONAL28/09/2025 11:00 WIB
Komisi IX DPR Minta BGN Perbaiki Sistem Makan Bergizi Gratis Setelah Kasus Keracunan
-
POLITIK28/09/2025 06:00 WIB
Muktamar X PPP Panas, Mardiono Sah Jadi Ketum Secara Aklamasi di Tengah Kericuhan
-
DUNIA28/09/2025 08:00 WIB
Gaza Mencekam: 44 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Israel Sejak Dini Hari
-
NASIONAL27/09/2025 23:00 WIB
Presiden: Keracunan MBG Akan Kita Atasi dengan Baik