Berita
Mendag Prakirakan Kenaikan Harga Komoditas Diproyeksi Bertahan Hingga 2022
AKTUALITAS.ID – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memperkirakan fenomena commodity supercycle atau kenaikan harga komoditas bakal berlangsung selama 24 bulan-30 bulan. Mengingat fenomena dimulai pada September 2020, ia menyebut setidaknya RI masih akan menikmati supercycle hingga September 2022 mendatang. “Saya rasa kita akan menikmati harga supercycle 24 bulan-30 bulan. Jadi, kalau menghitung dari September tahun lalu, insyaallah kalau tidak ada […]
AKTUALITAS.ID – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memperkirakan fenomena commodity supercycle atau kenaikan harga komoditas bakal berlangsung selama 24 bulan-30 bulan.
Mengingat fenomena dimulai pada September 2020, ia menyebut setidaknya RI masih akan menikmati supercycle hingga September 2022 mendatang.
“Saya rasa kita akan menikmati harga supercycle 24 bulan-30 bulan. Jadi, kalau menghitung dari September tahun lalu, insyaallah kalau tidak ada aral melintang, maka sampai September 2022,” katanya pada konferensi pers kinerja Kemendag Agustus, Jumat (17/9/2021).
Ia menyebut setidaknya ada dua faktor yang mendorong siklus supercycle terjadi lebih alot dari sebelumnya, yakni permintaan dan perubahan iklim. Lutfi mencatat supercycle pada 2011 silam hanya berlangsung selama 14 bulan.
Namun, ia mewanti-wanti potensi supercycle bakal berhenti lebih cepat akibat kebijakan fiskal negara maju, seperti tapering The Fed.
Kendati memanfaatkan momentum supercycle dengan mendorong ekspor komoditas RI, namun Lutfi menyebut pihaknya juga menyiapkan ‘senjata’ lain bila siklus supercycle telah habis.
“Alumina dan aluminium ingot yang mulai diekspor kira-kira Agustus lalu di Bintan mudah-mudahan akan terhitung ekspor US$3 miliar atau masuk top 30 ekspor kita. Mudah-mudahan bisa menjaga momentum ketika supercycle selesai,” terang dia.
Sebelumnya, Lutfi sudah mewanti-wanti bahwa RI bakal memasuki periode supercycle atau saat beberapa komoditas bakal naik signifikan. Periode supercycle terjadi sejalan dengan pertumbuhan ekonomi pasca pandemi covid-19, permintaan pun diprediksi meningkat yang notabene membuat harga komoditas naik.
“Indonesia akan memasuki periode supercycle, di mana harga beberapa komoditas akan naik secara signifikan, terutama komoditas dasar, diakibatkan pertumbuhan ekonomi baru dari permintaan yang terjadi di masa pandemi dan setelah pandemi,” jelasnya seperti dikutip dari rilis, Kamis (8/4).
Menurut Lutfi, beberapa komoditas yang harganya naik dalam periode supercycle tersebut adalah minyak bumi, gas alam cair (liquefied natural gas/LNG), bijih besi, dan tembaga.
Kendati demikian, Lutfi optimistis periode supercycle kali ini akan mendatangkan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
“Ini bukan kali pertama Indonesia menghadapi periode supercycle. Beberapa tahun lalu, Indonesia telah mengalami dan seperti periode sebelumnya, periode supercycle kali ini pun diharapkan juga akan membawa keberuntungan dan dampak positif bagi perekonomian Indonesia,” jelasnya.
- Ragam23 jam lalu
Lesti Kejora Raih Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Usai Berjuang Selama 6 Tahun
- Nasional17 jam lalu
KPK Geledah Bank Indonesia Terkait Dugaan Korupsi Dana CSR
- Ragam19 jam lalu
“Keajaiban Air Mata Wanita”, Film Inspiratif tentang Perjuangan Seorang Ibu, Tayang Januari 2025
- Olahraga18 jam lalu
Jakarta LavAni Resmi Gaet Taylor Sander, Tambah Kekuatan untuk Proliga 2025
- POLITIK13 jam lalu
Dipecat PDIP, Gibran Fokus Bantu Presiden Prabowo
- Olahraga22 jam lalu
Shin Tae-yong Kritik Jadwal ASEAN Cup 2024: “Kelelahan Pemain Mengkhawatirkan”
- Nasional11 jam lalu
Komisi I DPR Cermati Usulan UU Batas Usia Akses Media Sosial
- POLITIK16 jam lalu
DKPP Jatuhkan Sanksi Peringatan Keras ke Ketua KPU RI dan Anggota KPU RI