Usai Kasus Covid-19 Membaik, Jepang Rencana Longgarkan Kebijakan Darurat Pandemi


Ilustrasi, Para pejalan kaki di Shibuya, Tokyo, Jepang, pada 26 Maret 2020 mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona jens Covid-19./Bloomberg - Kiyoshi Ota

Jepang berencana melonggarkan kebijakan darurat penanganan pandemi di beberapa wilayahnya, setelah kasus penularan Covid-19 di negara itu membaik.

Namun, Menteri Kesehatan Jepang Norihisa Tamura menyatakan, tingkat rawat inap dan ketersediaan tempat tidur pasien akan menjadi penentu berlakunya kebijakan ini. Rencananya, pelonggaran akan dilakukan pada akhir September ini.

“Setelah mendengar pendapat para ahli, kabinet akan membuat keputusan akhir,” kata Tamura, dikutip Reuters.

Tak hanya itu, pemerintah Jepang juga mempertimbangkan penggunaan pemeriksaan status inokulasi dan hasil negatif Covid-19 sebagai tolak ukur pelonggaran pembatasan bisnis dan mobilitas warganya.

Jepang sendiri menghadapi gelombang kelima Covid-19 sejak Agustus. Gelombang kelima ini dipicu oleh penyebaran varian Delta dan membuat negara ini memecahkan angka tertinggi kasus positif pada 22 Agustus lalu, mencapai 26.121, dilansir Worldometers.

Untuk mencegah rumah sakit kewalahan akibat lonjakan kasus, pemerintah memperpanjang pembatasan darurat kepada 80 persen warganya hingga akhir September.

Salah satu bentuk pembatasan yang dilakukan adalah pengurangan jam kerja restoran dan penyajian alkohol. Selain itu, masyarakat Jepang juga diimbau untuk bekerja dari rumah dan tidak bepergian.

Ibukota negara Jepang, Tokyo, mengalami penurunan kasus hingga 550 dalam beberapa hari terakhir. Tak hanya itu, Gubernur Tokyo Yuriko Koike menekankan pentingnya melanjutkan inokulasi. Ia menyampaikan bahwa sekitar 80 persen kematian di Tokyo terjadi pada orang yang belum divaksinasi.

“Jika jumlah kasus positif baru mulai meningkat, dikhawatirkan sistem kesehatan akan kembali berada dalam situasi krisis,” ucap Koike.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>