Presiden Tsai Ing-wen Ingatkan Dunia akan Malapetaka Jika Taiwan Kembali Jatuh ke China


Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. abc.net.au

Presiden Tsai Ing-wen memperingatkan dunia bahwa akan ada konsekuensi “malapetaka” jika Taiwan jatuh kembali ke tangan China.

“Mereka harus ingat bahwa jika Taiwan jatuh, konsekuensinya akan menjadi malapetaka bagi perdamaian kawasan dan sistem demokrasi,” ujar Tsai dalam artikel opininya di Forreign Affairs, sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (5/10).

Ia kemudian menuliskan, “Ini akan menjadi sinyal bahwa tantangan akan nilai-nilai global sekarang ini, yaitu otoritarianisme, dapat mengalahkan demokrasi.”

Artikel opini ini dirilis ketika China meningkatkan provokasi militernya terhadap Taiwan. Lebih dari 100 pesawat China terbang di zona pertahanan Taiwan dalam beberapa hari belakangan.

Tsai menegaskan bahwa Taiwan tak ingin ada konfrontasi militer. Mereka hanya ingin menjalin hubungan damai, stabil, dan saling menguntungkan.

“Namun, jika demokrasi dan cara hidup kami terancam, Taiwan akan melakukan apa pun untuk mempertahankan diri,” tulis Tsai.

Ia juga menuliskan, “Di tengah gangguan hampir setiap hari dari tentara China, posisi kami mengenai relasi antar-selat masih sama: Taiwan tidak akan tunduk pada tekanan, tapi kami juga tidak akan sembrono meski mendapat dukungan dari masyarakat internasional.”

Presiden perempuan tersebut kemudian menekankan bahwa ia masih membuka diri untuk berdialog dengan China, asal menjunjung kesetaraan dan tanpa syarat politik.

Tulisan Tsai ini juga dirilis tak lama setelah Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, menyatakan kesiapan untuk berperang dengan China.

“Jika China memulai perang melawan Taiwan, kami akan melawan hingga akhir. Itu komitmen kami. Saya yakin jika China akan menyerang Taiwan, saya pikir mereka juga akan menderita,” katanya dalam wawancara dengan ABC.

Dalam kesempatan itu, Joseph juga mengatakan bahwa Taiwan meminta bantuan Australia untuk meningkatkan kerja sama pertahanan dan pertukaran intelijen untuk melawan China.

“Kami ingin bekerja sama di bidang pertahanan atau pertukaran intelijen dengan rekan-rekan sepemikiran, termasuk Australia, sehingga Taiwan dapat lebih siap menghadapi situasi perang,” ucap Joseph.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>