Malaysia Tegaskan Akan ‘Persulit Hidup’ Warga yang Menolak Divaksin


@Istimewa

Malaysia menegaskan akan “mempersulit hidup” warganya yang menolak divaksinasi Covid-19 tanpa alasan medis yang sah.

Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan pemerintah akan membuat warga yang enggan divaksin tanpa alasan kuat menjadi tidak nyaman.

“Mohon maaf sebelumnya, tetapi kami akan membuat hidup Anda sangat sulit jika Anda memilih untuk tidak divaksinasi,” ujar Khairy kepada wartawan di Kuala Lumpur pada Senin (19/10) seperti dikutip The Strait Times.

Poin paling menyakitkan, kata Khairy, tidak hanya melarang warga yang menolak vaksin makan di restoran dan masuk pusat perbelanjaan serta mall.

Rencananya, pemerintah Malaysia akan membuat masyarakat yang tidak mau divaksin untuk menjalani tes swab Covid-19 rutin dengan biaya pribadi

“Jika Anda memilih untuk tidak divaksin, kami akan meminta Anda untuk menjalani tes (Covid-19) secara teratur, yang mana Anda harus membayarnya sendiri,” tutur Khairy lagi.

Khairy menceritakan, kewajiban vaksinasi di Malaysia memang tidak bisa dilakukan secara nasional. Namun, kewajiban ini bisa ditempuh dalam bidang sektoral.

“Sebagai contoh, kita sudah membicarakannya sejak lama, ada orang tua yang khawatir anaknya masuk sekolah karena masih ada guru yang menolak untuk divaksin.”

“Maka dari itu, kami memutuskan (vaksinasi) tidak hanya dilakukan pada sektor pendidikan, tetapi juga sektor publik,” tambah Khairy.

Direktur Jenderal Departemen Layanan Umum Malaysia juga telah mengeluarkan surat edaran yang mewajibkan seluruh pegawai negeri sipil (PNS) di negara itu untuk divaksinasi mulai November.

Pemerintah Malaysia juga berencana memberikan vaksin booster bagi masyarakat yang membutuhkan.

Khairy mengatakan, masyarakat yang membutuhkan vaksin booster untuk umrah dan memenuhi ketentuan perjalanan suatu negara dapat meminta vaksin tersebut ke Kementerian Kesehatan Malaysia.

“Pendaftarannya bisa dilakukan di MySejahtera. Mungkin pada bulan ini kami akan membagikan (vaksin) booster kepada masyarakat yang bepergian ke luar negeri,” kata Khairy lagi.

Pekan lalu, Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengatakan Malaysia tengah bersiap hidup berdampingan dengan Covid-19.

Ia menuturkan ketika fase new normal berlaku, Covid-19 akan dianggap sebagai penyakit endemik lain seperti flu biasa.

Ismail Sabri mengatakan pemerintah tidak akan memberlakukan penutupan wilayah (lockdown) lagi ketika fase new normal berlaku meski kasus infeksi Covid-19 meningkat.

Rencana hidup berdampingan ini dimantapkan Malaysia setelah negara tetangga Indonesia itu berhasil memvaksinasi 65 persen lebih penduduk dewasanya, termasuk yang berusia 12-17 tahun, per akhir pekan lalu.

Malaysia menjadi salah satu negara di Asia Tenggara dengan angka vaksinasi tertinggi.

Pemerintahan Ismail Sabri juga mulai membangkitkan kembali sektor pariwisata Negeri Jiran. Situs wisata Langkawi pun telah menerima gelombang turis lokal baru-baru ini.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>