Lima Orang Terluka akibat Bom Meledak di Jalanan Kabul


Setidaknya lima orang terluka akibat ledakan bom di pinggiran jalan Ibu Kota Afghanistan, Kabul, pada hari ini, Selasa (30/11).

Laporan stasiun televisi Ariana News yang dikutip Reuters menyatakan bahwa ledakan ini diduga menargetkan kendaraan terbuka berbentuk mirip Toyota Hilux.

Namun, masih belum ada detail lebih lanjut dan konfirmasi dari pihak berwenang terkait ledakan, pelaku, dan korban insiden ini.

Ledakan di Kabul ini bukanlah yang pertama kali dalam sebulan belakangan. Pada Senin (15/11), ledakan bom rakitan terjadi di wilayah barat Kabul.

“Saya sedang sibuk melayani pelanggan ketika ada ledakan dan mengguncang toko,” kata seorang penjaga toko di Koht-e Sangi, Ahmad Murtaza, kepada Reuters.

“Saya melihat banyak orang tengah menyelamatkan korban dari lokasi ledakan. Saya tidak tahu mereka mati atau luka-luka.”

Kejadian ini juga dikonfirmasi oleh media lokal Afghanistan, Tolo News, setelah mendapatkan pernyataan dari pejabat Taliban. Walaupun demikian, pejabat tadi mengatakan tidak ada korban jiwa akibat ledakan tersebut.

Dua hari setelah ledakan ini, dua bom mobil kembali menerjang Kabul pada Rabu (17/11). Menurut pejabat Taliban dan warga sekitar, setidaknya tujuh orang tewas dan enam orang lain terluka akibat serangan ini.

Selain itu, Menteri Dalam Negeri Afghanistan, Qari Sayeed Khosty, mengatakan bahwa ledakan terjadi di wilayah Dasht-e Barchi yang merupakan kawasan Syiah.

Sejak Taliban berkuasa, serangan bom di Afghanistan terus terjadi. Kebanyakan serangan itu diklaim oleh ISIS, musuh Taliban di negara itu.

Kala Taliban berhasil menguasai wilayah Afghanistan pada Agustus, ISIS meledakkan bom bunuh diri di bandara. Saat itu, bandara sedang disesaki warga yang berebut untuk dievakuasi. Serangan itu pun menewaskan lebih dari 183 orang.

Setelah itu, pemberitaan soal serangan bom ISIS di Afghanistan semakin sering didengar. ISIS berkali-kali menyerang wilayah Afghanistan, khususnya daerah tempat penganut Muslim Syiah bermukim.

Associated Pres mencatat bahwa sejak 2014, afiliasi ISIS di Afghanistan memang sudah menyatakan perang terhadap penganut Syiah di negara itu.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>