Bantu Pemulihan Tonga dari Tsunami, Bank Dunia Gelontorkan Rp114 M


Istimewa

AKTUALITAS.ID – Bank Dunia (World Bank) menggelontorkan US$8 juta atau setara Rp114,4 miliar (kurs Rp14.300 per dolar AS) untuk Tonga sebagai respons dari pemulihan bencana letusan gunung berapi dan tsunami yang terjadi pada 15 Januari 2022 lalu.

Erupsi gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha’apai yang terletak sekitar 65 kilometer dari pusat Pulau Tonga menciptakan gumpalan abu setinggi setidaknya 30 kilometer dan lebar 260 kilometer.

Peristiwa sekali dalam 1.000 tahun ini memicu serangkaian gelombang tsunami yang melanda pulau-pulau di Asia Pasifik, seperti Samoa, Fiji, Vanuatu, Australia, hingga Selandia Baru. Sejauh ini setidaknya terkonfirmasi tiga kematian akibat erupsi dan tsunami.

Dana ini akan menyediakan sumber daya yang dapat digunakan Pemerintah Tonga untuk membangun kembali layanan dasar dan membantu keluarga yang paling terkena dampak.

Dukungan yang diminta oleh Pemerintah Tonga datang melalui Operasi Kebijakan Pengembangan Ketahanan Kedua Tonga dengan Opsi Penarikan Bencana yang Ditangguhkan yang memungkinkan pencairan dana mendesak jika terjadi peristiwa bencana.

Dana berasal dari International Development Association (IDA), serta dana Bank Dunia untuk negara-negara termiskin dan paling rentan.

“Bank Dunia berdiri bahu-membahu dengan orang Tonga pada saat yang penuh tantangan ini, karena kami akan terus melakukannya di bulan-bulan dan tahun-tahun mendatang,” kata Stephen Ndegwa, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Papua Nugini dan Kepulauan Pasifik lewat rilis resmi, Kamis (20/1).

Dua proyek yang dibiayai Bank Dunia juga dikerahkan untuk mendukung pemulihan Tonga. Ini termasuk Proyek Transportasi Tahan Iklim Tonga dan Program Ketahanan Pasifik, keduanya bertujuan memperkuat ketahanan infrastruktur utama di Tonga, termasuk gedung-gedung pemerintah dan sekolah, serta pelabuhan udara dan laut.

Di bawah Program Ketahanan Pasifik, Pusat Operasi Darurat dibangun di Ha’apai dan Vava’u untuk membantu peringatan dini dan tanggapan terhadap bencana alam, termasuk aktivitas gunung berapi dan tsunami.

Pusat operasi diaktifkan pada 14 Januari dan terus mengumpulkan informasi dan memberikan dukungan pemulihan untuk instansi pemerintah setelah hilangnya komunikasi akibat letusan.

Program Ketahanan juga membiayai radio frekuensi tinggi, persediaan tanggap darurat, dan pelatihan dalam sistem peringatan yang digunakan dalam tanggapan langsung terhadap letusan.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>