Gelorakan Optimisme, Menteri Budi Arie Ajak Belajar dari Bung Hatta


Menkominfo Budi Arie Setiadi dalam Konferensi Pers Pernyataan Menkominfo tentang Pemberantasan Judi Online di Media Center Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Kamis (20/07/2023). - (Pey)

AKTUALITAS.ID – Konon, setelah ditahan dan diasingkan selama 9 tahun pada 1932 s.d. 1941, Jepang menawarkan jabatan penting kepada Mohammad Hatta agar mau bekerja sama dengan Pemerintah Jepang. Tawaran tersebut Bung Hatta tolak dan ia lebih memilih untuk menjadi penasihat. Meski demikian, posisinya sebagai penasihat Pemerintahan Jepang dimanfaatkan Bung Hatta untuk membela kepentingan rakyat Indonesia dan memajukan agenda kemerdekaan.

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengupas kisah perjuangan Sang Proklamator agar dapat menjadi teladan dalam menjalankan tugas di lembaga pemerintahan. Menurutnya, setiap pejabat pemerintah perlu belajar kepada Bung Hatta agar terus menggelorakan spirit optimisme ke tengah masyarakat.

“Spirit ini sangat krusial untuk menuntaskan program-program prioritas, menuju Visi Indonesia Maju 2045, sekaligus membawa Indonesia keluar dari middle income trap dengan kebijakan-kebijakan strategis di sektor komunikasi dan informatika,” ujarnya dalam acara Seminar Eksekutif Jabatan Pimpinan Tinggi dengan Tema “Leaders and the Power of their Influence” yang diselenggarakan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (14/09/2023).

Menkominfo menegaskan kisah Bung Hatta dapat menjadi pembelajaran pejabat pimpinan tinggi madya dan pratama di lingkungan Kementerian Kominfo. Kisah kehidupan sehari-hari Bung Hatta mampu membawa inspirasi. Termasuk ketika anak Bung Hatta, Gemala Rabiah Hatta, pernah mendapat sentilan sang ayah ketika ketahuan menggunakan amplop dengan Logo Konsulat Jenderal RI untuk kepentingan surat non-negara.

“Setelah Indonesia merdeka, meskipun ia telah menjadi tokoh pendiri bangsa dan pejabat negara, Hatta tetap hidup dalam kesederhanaan dan kejujuran. Dikisahkan melalui sekretaris pribadinya, Iding Wangsa Widjaja bahwa ia pernah ditegur Bung Hatta karena kedapatan menggunakan tiga lembar kertas dari Sekretariat Wakil Presiden untuk keperluan pribadi,” tuturnya.

Menteri Budi Arie menekankan empat hal yang bisa ditiru dan dipelajari dari Bung Hatta, yaitu kejelasan visi, kegigihan, integritas dan profesionalisme. Keempatnya akan menjadi bekal dalam menghadapi setiap rintangan yang ada.

“Inilah yang Kita lihat dan kental kita tangkap dari kehidupan keseharian Bung Hatta. Nilai-nilai ini lah yang dapat kita tiru dalam menjalankan peranan kita sebagai pimpinan. Tidak hanya sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai teladan bagi semua orang yang kita pimpin,” tegasnya.

Menkominfo menyatakan, Bung Hatta juga kerap menyediakan waktu untuk berhenti sejenak dan beristirahat untuk berkontemplasi. Waktu itu menurutnya dibutuhkan untuk memperbaiki strategi dan taktik, mempersiapkan diri, dan bahu-membahu melangkah lebih maju dengan barisan kolaborasi lebih kuat menuju hasil yang jauh lebih baik.

“Seperti kata Bung Hatta: “Membaca tanpa merenungkan adalah bagaikan makan tanpa dicerna”. Kita butuh waktu untuk berkontemplasi buat memetik pesan dari apa yang telah dibaca. Dengan begitu, menjadi harapan bersama bahwa kita tidak seterusnya berdiam diri saja tetapi juga mampu untuk bergerak lebih baik,” ujarnya.

Menurut Menteri Budi Arie, teladan Bung Hatta sangat perlu diterapkan di masa kini sejalan dengan cita-cita untuk menjadi negara maju di tahun 2045. Bagi Kementerian Kominfo yang berhubungan dengan masa depan atau digitalisasi, tentunya semangat Bung Hatta akan relevan dalam merumuskan terobosan dari sisi teknologi maupun informatika.

“Banyak yang harus kita kerjakan untuk melompat menjadi negara maju. Kita tahu bahwa teknologi informatika ini mendisrupsi banyak hal. Karena itulah tugas Kementerian Kominfo ini harus mewarnai itu,” tandasnya.

Di akhir pidato, Menkominfo Budi Arie mengutip pernyataan Bung Karno, sahabat karib Bung Hatta, “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia, dengan kemajuan selangkah pun”. Menurutnya, kutipan tersebut akan dapat mendorong seluruh pejabat di lingkungan Kementerian Kominfo tidak terlalu lama terjebak dalam stagnansi.

“Mari bersama-sama kita nyalakan kembali kemauan dan komitmen untuk memberikan karya terbaik bagi kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara,” ajaknya.

Seminar yang menjadi rangkaian Peringatan Ulang Tahun ke-22 Kementerian Kominfo 2023 itu juga menghadirkan narasumberi Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) Hendrar Prihadi, dan Deputi Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Polhukam PMK, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Iwan Taufiq Purwanto. (Red)

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>