Proyek Rempang Eco City Wujud Nyata Pemerintah Manfaatkan SDA Melalui Hilirisasi


AKTUALITAS.ID – Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City di Batam dipandang sebagai langkah nyata pemerintah memperkuat hilirisasi sumber daya alam (SDA) di Tanah Air. Sebab, daerah itu akan menjadi kawasan industri terintegrasi.

Di sana, akan dibangun pabrik pemrosesan pasir silika, industri kaca panel surya, industri kaca float, industri pemrosesan kristal, dan infrastruktur pendukung lainnya.

Ekonom asal Universitas Gadjah Mada (UGM) Wihana Kirana Jaya mengatakan, Rempang Eco City merupakan wujud nyata pemerintah memanfaatkan sumber daya alam melalui skema hilirisasi.

Artinya, proses pengolahan bahan baku menjadi barang siap pakai dilakukan di dalam negeri. Dengan begitu, penghiliran komoditas bertujuan mengoptimalkan produk yang bernilai jual lebih tinggi.

Melalui hilirisasi, Indonesia mampu mendorong pertumbuhan makro ekonominya. Selain itu, membuat industri nasional bisa meningkatkan nilai tambah dan daya saing di pasar global.

Hal ini juga sekaligus mengantisipasi adanya gangguan rantai pasok (supply chain) global akibat geopolitik atau gesekan politik dan ekonomi dunia.

“Saya mulai dari global ya, geopolitik ini memang terjadi destruktif supply chain untuk industri-industri, termasuk nikel dan pasir kuarsa, karena pasir kuarsa ini kan sesuai dengan cara pandang pak Jokowi melihat hilirisasi,” ucap Wihana dalam sebuah sesi diskusi, Jakarta Selatan, Jumat (24/11/2023).

“Hilirisasi artinya supply chain tidak bersifat satu per satu sama dengan dua, kalau bisa lima, tujuh, value creation, nilai tambah,” lanjutnya.

Wihana mencatat, pertumbuhan ekonomi nasional harus dibarengi dengan hilirisasi sumber daya alam. Lantaran, hilirisasi mengukur supply chain, potensi produksi, nilai tambah, kontribusinya baik di level lokal regional, nasional, Asia Tenggara (ASEAN), hingga global.

“Hilirisasi penting, Pak Jokowi sudah bilang ekonomi harus dengan hilirisasi. Hilirisasi harus melihat supply chain, harus melihat potensi produksinya, nilainya, berapa kontribusinya kepada lokal regional, nasional, ASEAN, dan global,” beber dia.

Maka dari itu, kata dia, langkah pemerintah membangun Rempang Eco City di Batam harus didukung penuh. Kendati begitu, pemerintah juga perlu melakukan pendekatan humanistik agar pembangunan mega proyek itu tidak merugikan masyarakat.

“Kasus rempang ini yang pertama selain di-hilir-kan jadi pasar, kemudian menjadi spesies untuk biosolar, dia ada juga bisa menghasilkan semikonduktor, yang notabene kita bisa lihat bagaimana kandungan ini kalau diekspor langsung tidak di-hilirkan-kan kita akan dapat sekian ton dengan nilai sekian Rupiah,” lanjut Wihana. [Kiki Budi Hartawan/Rafi]

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>