Pentingnya Menjaga Lisan Menurut Al Qur’an dan Hadis


Ilustrasi. Menjaga Lisan (IST)

AKTUALITAS.ID – Pentingnya menjaga lisan ternyata tertuang dalam Al-Qur’an dan hadis. Lisan adalah ucapan yang keluar dari mulut. Pentingnya adab ini sangat perlu untuk diketahui. Sebab lisan diibaratkan pisau yang apabila salah dalam menggunakannya dapat melukai hati orang banyak.

Setiap kalimat yang keluar dari mulut akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Untuk itu, sebaik-baiknya manusia adalah orang yang terampil untuk memperhitungkan dan memperhatikan setiap perkataan yang akan diucapkannya.

Melalui lisan, manusia dapat berkomunikasi dengan orang lain, menyampaikan informasi, dan mengekspresikan diri. Namun, lisan juga dapat menjadi alat yang berbahaya jika tidak digunakan dengan bijak.

Ajaran Islam mengarahkan umat manusia untuk menjaga ucapan mereka dengan baik, lebih memilih untuk berbicara dengan bijak dan mengutamakan kata-kata yang positif dan membangun ketika berbicara.

Dikutip dari NU Online, terdapat hadis yang menjelaskan anjuran untuk lebih baik diam dari pada tidak berbicara yang baik, 

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Artinya: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, hendaklah ia berbicara dengan yang terbaik atau berdiam diri,” (HR. Muslim, 173).

Berbicara dengan sopan tak hanya mencerminkan kualitas seseorang, tetapi juga membangun hubungan yang erat di antara individu dalam masyarakat. 

Orang-orang yang bijaksana dan memiliki kapasitas intelektual yang tinggi sering menekankan pentingnya memelihara ikatan emosional di antara sesama manusia, mendorong untuk berbagi, serta berupaya memerbaiki segala aspek dalam kehidupan bersama. Allah SWT berfirman:

لَّا خَيۡرَ فِي كَثِيرٖ مِّن نَّجۡوَىٰهُمۡ إِلَّا مَنۡ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوۡ مَعۡرُوفٍ أَوۡ إِصۡلَٰحِۢ بَيۡنَ ٱلنَّاسِۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ ٱبۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ ٱللَّهِ فَسَوۡفَ نُؤۡتِيهِ أَجۡرًا عَظِيمٗا

Artinya: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS. Al-Nisa, 04:114).

Dalam al-Qur’an juga disebutkan bahwa untuk mencapai kesuksesan, selain melaksanakan salat dengan khusyuk, orang-orang yang mampu menahan diri dari tindakan dan perkataan yang tak bermanfaat dianggap sebagai syarat kedua yang penting.

قَدۡ أَفۡلَحَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ هُمۡ فِي صَلَاتِهِمۡ خَٰشِعُونَ وَٱلَّذِينَ هُمۡ عَنِ ٱللَّغۡوِ مُعۡرِضُونَ

Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,” (QS. Al-Mukminun, 23:01-03). (IYAN KUSUMA/RAFI)

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>