Akibat Gelombang Tinggi, Ratusan Nelayan Terpaksa Tidak Melaut Selama Sepekan


Ilustrasi. Kapal nelayan terparkir. (Dok. Ist)

AKTUALITAS.ID – Selama satu pekan ini, ratusan nelayan di Semarang, Jawa Tengah terpaksa tidak melaut lantaran tingginya gelombang laut yang melanda di daerah pesisir laut utara khususnya Dermaga Tambak Lorok Semarang.

Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Semarang, Slamet Ari Nugroho mengatakan akibat gelombang tinggi itu, semalam beberapa kapal ada yang diungsikan meskipun tidak semuanya. Selain itu, akibat gelombang tinggi ini sekitar 500 nelayan anggotanya tidak melaut.

“Kalau melaut pun juga percuma yang didapat tidak ikan tapi sampah. Eman-eman (sayang) solarnya. Anggota kami juga memilih libur, yang melaut nelayan yang punya bagan atau yang cari kerang hijau. Jadi mereka nggak cari ikan tapi kerang hijau,” ujar Ari , Selasa (23/1/2024).

Dirinya mengungkapkan keresahan terkait permintaan nelayan terhadap pembangunan tanggul pemecah gelombang. Pembangunan tanggul itu sempat dijanjikan oleh pemerintah kota namun untuk saat ini belum direalisasikan.

“Baru dijanjikan tapi belum tahu direalisasikan atau enggak. Karena kalau nggak ada ya ada benturan antar kapal di dermaga,” tuturnya.

Ari berpesan kepada para nelayan untuk menahan diri terlebih dahulu di tengah cuaca seperti ini.

Terlebih lagi, menurut informasi BMKG yang dia dapat, gelombang tinggi masih agak lama. Namun memang bisa berubah sewaktu-waktu karena alam tidak terprediksi.

“Kami mengimbau kepada teman-teman untuk menahan diri apabila ada cuaca yang tidak bagus. Karena kalau dipaksa hasilnya malah rugi dan menghabiskan solar. Menahan diri di rumah dengan benerin jaring atah cek-cek mesin untuk meminimalisir pengeluaran,” tandasnya.

Sementara, Salah seorang nelayan Mas’uud (47) mengakui terjadinya gelombang tinggi menghambat mobilitas dan penghasilannya sebagai nelayan. Dirinya menyebut sudah mengungsikan perahunya karena khawatir akan rusak jika terjadi gelombang tinggi lagi.

“Biasanya jam 05.00 WIB gelombangnya. Makanya saya ungsikan saja,” ungkapnya.

Meski terhambat gelombang tinggi, dia mengaku tetap melaut walaupun jaraknya tidak bisa jauh.

“Yang dekat-dekat saja. Biar tetap ada penghasilan meskipun minim. Teman-teman saya banyak memilih libur soalnya,” pungkasnya. (YAN KUSUMA/RAFI)

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>