Warga AS Desak Pemerintah: Stop Kirim Senjata ke Israel Selama Krisis Gaza


Presiden AS Joe Biden (Reuters)

AKTUALITAS.ID –  Desakan warga Amerika terhadap pemerintah AS semakin menguat saat lebih dari setengah populasi menuntut penghentian pengiriman senjata ke Israel selama serangan mematikan yang melanda Jalur Gaza. 

Hasil survei terbaru dari Pusat Penelitian Kebijakan dan Ekonomi (CEPR) memperlihatkan pandangan yang tegas dari rakyat AS terhadap krisis kemanusiaan yang terus memburuk di wilayah tersebut.

Survei yang melibatkan ribuan responden, yang dikutip dari jajak pendapat YouGov, mengungkap bahwa 50 persen warga Amerika meminta pemerintah AS untuk menunda pengiriman senjata ke Israel hingga serangan di Gaza mereda. Bahkan, mayoritas pemilih Presiden Joe Biden pada 2020, yaitu sebanyak 62 persen, mendukung langkah tersebut sebagai tindakan kemanusiaan yang mendesak.

Namun, perbedaan pandangan yang mencolok terjadi antara pendukung Biden dan mantan Presiden Donald Trump. Hanya 30 persen pemilih Trump yang setuju dengan penghentian pengiriman senjata AS ke Israel, sementara mayoritas (55 persen) menentangnya, mencerminkan dinamika politik yang kompleks di tengah krisis regional yang sedang berlangsung.

Serangan Israel di Jalur Gaza telah mengakibatkan krisis kemanusiaan yang mendalam, dengan ribuan jiwa tewas dan puluhan ribu lainnya terluka. Situasi ini semakin memperburuk kondisi penduduk Gaza yang terjepit dalam pengepungan yang melumpuhkan, dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa 85 persen populasi Gaza mengungsi akibat perang yang berkepanjangan.

Sementara itu, Israel juga menghadapi tekanan dari arena hukum internasional dengan dituduh melakukan genosida oleh sejumlah pihak. Meskipun Mahkamah Internasional (ICJ) telah mengeluarkan putusan sela pada Januari yang meminta Israel untuk menghentikan aksi genosida dan memastikan bantuan kemanusiaan sampai kepada warga sipil di Gaza, serangan militer terus berlanjut.

Desakan warga Amerika untuk menghentikan pengiriman senjata ke Israel menjadi bagian penting dari panggilan internasional untuk perdamaian dan penyelesaian konflik yang berkelanjutan di kawasan tersebut, menambah tekanan pada pemerintah AS untuk bertindak secara tegas dalam menghadapi krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung. (YAN KUSUMA/ARI WIBOWO)

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>