Connect with us

Dunia

Presiden Erdogan Kecam Israel: Hentikan Serangan Tidak Manusiawi di Gaza

Published

on

AKTUALITAS.ID – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dengan tegas mengkritik tindakan Israel di Gaza dalam sebuah pernyataan pada Minggu (7/7). Erdogan mendesak Israel untuk segera menghentikan serangan yang telah menewaskan lebih dari 38.000 warga Palestina sejak Oktober lalu.

“Israel harus berhenti melanjutkan pembantaian ini dan mengakhiri serangan tidak manusiawi ini,” kata Presiden Erdogan. Ia menekankan bahwa Israel, dengan terus melakukan serangan, telah menginjak-injak hak asasi manusia dan hukum internasional.

Mengenai potensi gencatan senjata di Gaza, Erdogan menyampaikan adanya perkembangan positif dari Doha, di mana kepala agen mata-mata Israel, Mossad, baru-baru ini mengadakan pembicaraan. “Mereka sekarang mengatakan gencatan senjata bisa terjadi ‘kapan saja’. Dengan kata lain, kapan saja, berita yang tepat bisa terdengar dari sana. Namun, masalahnya adalah sikap Netanyahu,” ucapnya.

Presiden Erdogan menegaskan bahwa Turki telah berulang kali menyerukan agar konflik diakhiri dan mendukung solusi dua negara berdasarkan perbatasan tahun 1967 sebagai jaminan perdamaian abadi. Ia juga meminta Israel untuk membatalkan niatnya menyebarkan konflik ke Lebanon, menyusul eskalasi dengan Hizbullah.

“Israel harus membatalkan niatnya untuk menyebarkan konflik ke wilayah tersebut, dan negara-negara Barat, khususnya AS, harus menarik dukungan mereka terhadap Israel pada saat ini,” tegasnya.

Menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 38.000 warga Palestina telah terbunuh, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak, serta lebih dari 87.000 lainnya terluka. Hampir sembilan bulan setelah perang dimulai, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan daerah tersebut.

Israel kini menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional, yang baru-baru ini memerintahkan negara tersebut untuk segera menghentikan operasi militer di kota selatan Rafah. Kota ini menjadi tempat perlindungan bagi lebih dari satu juta warga Palestina sebelum diserbu pada 6 Mei lalu.

Dengan situasi yang semakin kritis, dunia kini menantikan langkah selanjutnya dari komunitas internasional untuk mengakhiri penderitaan di Gaza dan menciptakan perdamaian yang langgeng. (KAISAR/RAFI)

Trending

Exit mobile version