Connect with us

DUNIA

DK PBB Desak Israel Cabut Blokade Gaza, Krisis Kemanusiaan Makin Parah

Aktualitas.id -

AKTUALITAS.ID – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mendesak Israel untuk segera mencabut blokade terhadap Jalur Gaza, menyusul memburuknya situasi kemanusiaan dan semakin menipisnya pasokan makanan di wilayah tersebut.

Dalam pertemuan darurat yang digelar Selasa (13/5/2025), Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Tom Fletcher, memperingatkan bahwa kondisi di Gaza kini sangat genting. Selama lebih dari sepuluh pekan, Israel disebut telah menahan masuknya bantuan penting, termasuk makanan, obat-obatan, air bersih, dan perlengkapan tempat tinggal.

“Kami memiliki pasokan penyelamat nyawa yang siap di perbatasan. Sistem distribusi kami aman dan tidak akan jatuh ke tangan Hamas. Tapi Israel menolak akses ini. Mereka lebih memprioritaskan strategi depopulasi Gaza daripada menyelamatkan nyawa warga sipil,” tegas Fletcher.

Fletcher juga menyampaikan bahwa sekitar 70% wilayah Gaza saat ini berada di bawah perintah evakuasi atau ditetapkan sebagai zona demiliterisasi oleh Israel, memaksa ratusan ribu warga terjebak di area sempit tanpa kebutuhan dasar. Menurut laporan FAO, seluruh populasi Gaza — sekitar 2,1 juta jiwa — kini menghadapi ancaman kelaparan, dan satu dari lima orang di ambang kelaparan ekstrem.

Sejak melanjutkan serangan militer pada 18 Maret lalu, Israel dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 2.720 warga Palestina. Kekhawatiran dunia internasional pun meningkat setelah Israel menyatakan akan meningkatkan intensitas serangan ke wilayah tersebut.

Perwakilan Tetap China untuk PBB, Fu Cong, menyebut bahwa hampir setengah juta orang di Gaza kini menghadapi kelaparan tingkat katastrofe. Ia mendesak Israel untuk mematuhi hukum humaniter internasional dan membuka akses bantuan.

“Lebih dari 400 pekerja kemanusiaan tewas di Gaza. Ini adalah wilayah paling berbahaya bagi mereka saat ini,” ujar Fu. Ia juga meminta Amerika Serikat memainkan peran yang adil dalam mendorong gencatan senjata.

Sementara itu, pengamat tetap Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, menuduh Israel sengaja menciptakan kelaparan dengan memblokir bantuan selama lebih dari dua bulan. Ia menyebut rencana distribusi bantuan oleh militer Israel hanyalah cara lain untuk menjadikan bantuan sebagai senjata.

Senada dengan itu, perwakilan tetap Aljazair, Toufik Koudri, menyebut situasi di Gaza sebagai “bencana buatan manusia” yang mencerminkan kelumpuhan sistem multilateral dunia.

Perwakilan Inggris untuk PBB, Barbara Woodward, yang berbicara atas nama Inggris, Denmark, Prancis, Yunani, dan Slovenia, menegaskan bahwa memblokir bantuan sebagai alat politik atau militer adalah tindakan yang tidak dapat diterima.

“Hukum internasional mengharuskan Israel mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk secara cepat dan tanpa hambatan. Bantuan tidak boleh dijadikan alat tawar-menawar politik,” ujarnya.

Dengan tekanan internasional yang semakin meningkat, dunia kini menantikan langkah konkret Israel dalam membuka akses bantuan dan menghentikan penderitaan warga sipil di Gaza yang terus memburuk dari hari ke hari. (PURNOMO/DIN) 

TRENDING