Connect with us

DUNIA

Parlemen Eropa Tuding Israel Lakukan Genosida di Gaza

Aktualitas.id -

Tank dan artileri pasukan penjajah Israel (IDF) dilaporkan menembaki ribuan warga Gaza yang sedang mengantre bantuan pangan di tengah kelaparan di Gaza, Kamis (29/2/2024). [foto: X/@QudsNen]

AKTUALITAS.ID – Untuk pertama kalinya, suara tegas datang dari jantung Eropa. Majelis Parlemen Dewan Eropa mengangkat isu genosida di Gaza secara terbuka dan lugas. Pelapor khusus, Saskia Cloete, menyatakan apa yang terjadi di Jalur Gaza “mungkin merupakan pembersihan etnis dan genosida,” menyebutnya sebagai “tragedi besar yang dibiarkan terjadi di depan mata dunia.”

Dalam pidato kuat yang disampaikan Jumat (23/5/2025), Cloete menggambarkan krisis kemanusiaan yang terjadi sebagai akibat dari “blokade total,” pengurungan penduduk dalam ruang hidup yang semakin menyempit, dan penolakan masuknya bantuan kemanusiaan penting sejak awal Maret.

“Pernyataan dari sejumlah pejabat Israel, serta kebijakan kolektif yang dijalankan, menunjukkan pola dehumanisasi dan hukuman kolektif terhadap warga Gaza. Sulit untuk mengabaikan ini mengarah pada genosida,” tegas Cloete.

Ia mendesak Israel untuk segera menghentikan kekerasan, mematuhi hukum humaniter internasional, dan membuka akses bantuan tanpa syarat bagi lembaga kemanusiaan. Ia juga menentang rencana pengusiran massal warga Gaza dari tanah kelahiran mereka.

Dewan Eropa, yang mewakili 46 negara anggota sebagai pengawas hak asasi manusia dan demokrasi di benua itu, kini ditantang untuk tidak hanya bersuara, tapi juga bertindak. Cloete menyerukan kepada negara-negara anggota agar “menghormati Konvensi Jenewa dan Konvensi Genosida”, serta mendukung penghentian agresi dan pengusiran yang sedang berlangsung.

Sementara itu, dukungan terhadap penghentian perang juga datang dari Paris. Menteri luar negeri Arab Saudi, Mesir, Yordania, dan Prancis bertemu untuk membahas cara menghentikan perang dan memperlancar distribusi bantuan kemanusiaan. Keempat negara sepakat untuk mendukung konferensi internasional di markas besar PBB pada Juni mendatang, dengan fokus pada realisasi solusi dua negara. (Mun)

TRENDING

Exit mobile version