Connect with us

DUNIA

Mossad: Iran Masih Berpotensi Membuat Senjata Nuklir

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Dok: akutalitas.id

AKTUALITAS.ID – Kepala badan intelijen Israel (Mossad), David Barnea, mengeluarkan peringatan keras terkait ancaman nuklir Iran. Meski fasilitas atom Teheran telah dibombardir dalam perang 12 hari baru-baru ini, Barnea menegaskan bahwa ambisi Iran untuk memiliki senjata pemusnah massal tersebut belum padam.

Pernyataan ini disampaikan Barnea dalam upacara penghargaan agen Mossad di Yerusalem, Selasa (16/12/2025). Ia mengingatkan pemerintah Tel Aviv dan sekutunya untuk tidak terlena dengan kesuksesan serangan militer belakangan ini.

Barnea menilai, kerusakan fisik pada fasilitas nuklir tidak serta merta menghilangkan niat Teheran.

“Gagasan untuk terus mengembangkan bom nuklir masih terpendam di hati mereka. Kita memikul tanggung jawab untuk memastikan proyek nuklir, yang rusak parah dalam kerja sama erat dengan Amerika, tidak akan diaktifkan kembali,” ujar Barnea seperti dikutip dari English Alarabiya.

Pria yang akan mengakhiri masa jabatannya pada Juni 2026 ini menekankan pentingnya pengawasan ketat agar Iran tidak bisa memulihkan kapabilitas nuklirnya di masa depan.

Dalam pidatonya, Barnea juga memuji keberhasilan serangan pembuka Israel dalam konflik 12 hari tersebut. Menurutnya, serangan itu tidak hanya menghancurkan infrastruktur, tetapi juga menelanjangi pertahanan Iran di mata dunia.

“Rezim para ayatollah terbangun dalam sekejap, dan menyadari Iran terekspos sepenuhnya dan ditembus,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa serangan tersebut didasari oleh informasi intelijen mendalam yang dikumpulkan para agen Mossad selama bertahun-tahun.

Barnea juga menyuarakan keraguannya terhadap solusi diplomatik dengan Teheran. Ia menegaskan Israel tidak akan membiarkan “kesepakatan buruk” terwujud kembali, merujuk pada upaya negosiasi yang sempat berjalan.

“Iran percaya mereka menipu dunia sekali lagi dan menerapkan kesepakatan nuklir buruk lain. Kami tidak akan membiarkannya,” tambahnya.

Sebelumnya, Iran dan Amerika Serikat (AS) sempat memulai negosiasi perjanjian baru pada April yang dimediasi oleh Oman. Namun, pembicaraan itu terhenti total akibat serangan mendadak Israel pada 13 Juni yang memicu konflik terbuka.

Pasca serangan yang melibatkan AS ke tiga fasilitas nuklir Iran, Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa program nuklir Iran telah hancur. Namun, terdapat perbedaan pandangan mengenai skala kerusakan yang sebenarnya.

Pentagon memperkirakan serangan tersebut menunda program nuklir Iran antara satu hingga dua tahun. Namun, laporan intelijen AS yang bocor ke media menyebutkan bahwa penundaan tersebut mungkin hanya efektif untuk beberapa bulan saja.

Di sisi lain, Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, menepis klaim Trump tersebut dengan nada menantang, menyuruh AS dan Israel untuk “terus bermimpi” jika berpikir program mereka telah musnah. (Mun)

TRENDING

Exit mobile version