Connect with us

EkBis

Mentan Amran Sulaiman Tegaskan Lanjutan Program Food Estate demi Kebutuhan Pangan Nasional

Published

pada

AKTUALITAS.ID – Menteri Pertanian Amran Sulaiman memastikan bahwa program food estate yang diluncurkan pemerintah akan tetap dilanjutkan sebagai langkah strategis untuk mengamankan kebutuhan pangan nasional di masa depan. Dalam wawancara dengan merdeka.com pada Rabu (4/12/2024), Amran menjelaskan bahwa program ini mencakup berbagai wilayah potensial, termasuk Merauke, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Aceh, dan Riau.

Amran menekankan pentingnya food estate sebagai solusi menciptakan sistem pertanian yang modern dan berkelanjutan. “Penduduk kita bertambah 3,5 juta jiwa setiap tahun, sementara lahan tidak bertambah. Kita harus mengembangkan food estate yang berbasis pertanian modern untuk mencukupi kebutuhan pangan yang semakin meningkat,” ujarnya.

Program food estate akan mengedepankan ekstensifikasi pertanian, seperti pencetakan sawah baru dan optimalisasi lahan rawa. Teknik modern memungkinkan lahan rawa yang hanya dapat ditanami setahun sekali untuk ditanami hingga tiga kali dalam setahun.

Lebih jauh, Amran menjelaskan bahwa program ini menerapkan pendekatan hulu ke hilir dengan memanfaatkan teknologi terbaru dalam setiap prosesnya. “Dari pembibitan menggunakan teknologi, penanaman dengan drone, hingga pemanenan dengan alat modern seperti combine harvester, semua terintegrasi dalam satu kluster,” papar Amran.

Amran juga menyoroti pentingnya keterlibatan generasi milenial dan Z dalam sektor pertanian. Dengan generasi milenial yang mencakup 52 persen dari populasi, ia percaya bahwa mereka harus terlibat dalam pertanian modern agar Indonesia dapat mencapai target pembangunan yang diinginkan.

“Untuk menarik minat mereka, kami berupaya membuat sektor pertanian lebih menguntungkan dan modern. Dengan potensi pendapatan minimum Rp10 juta per bulan, kami yakin generasi milenial akan tertarik bergabung,” imbuhnya.

Amran melaporkan bahwa saat ini telah ada 3.000 generasi milenial yang bekerja di lapangan dengan 23.000 pendaftar baru. Targetnya adalah menarik minimal 50.000, bahkan mungkin 100.000 milenial untuk terlibat dalam program ini.

Untuk mendukung keberlanjutan program, Amran menekankan pentingnya menjamin pendapatan para milenial. “Jika mereka hanya mendapatkan Rp3 juta atau Rp4 juta, kemungkinan besar mereka akan meninggalkan pekerjaan itu. Tetapi jika bisa mendapatkan Rp10 juta, mereka akan bertahan,” tegasnya.

Sebagai bagian dari upaya ini, pemerintah juga telah memberikan hibah alat pertanian yang dapat memudahkan kerja generasi milenial di lapangan. “Kami berharap langkah ini bisa menarik lebih banyak minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian,” tutup Amran. (Enal Kaisar)

Trending

Exit mobile version