Connect with us

EKBIS

1.600 Sapi Perah Impor Tiba di Jatim, Pemerintah Pastikan Bebas Penyakit

Aktualitas.id -

Kedatangan sapi perah impor dari Australia di Pelabuhan Tanjung Tembaga Kota Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (28/6/2025). (Badan Karantina Indonesia)

AKTUALITAS.ID — Pemerintah melalui Badan Karantina Indonesia memastikan bahwa 1.600 ekor sapi perah impor asal Australia yang baru tiba di Kabupaten Probolinggo dan Banyuwangi, Jawa Timur, dalam kondisi sehat dan bebas dari penyakit berbahaya. Kehadiran ribuan sapi ini menjadi bagian dari program strategis nasional untuk meningkatkan produksi susu dan memperkuat ketahanan pangan hewani.

Direktur Tindakan Karantina Hewan Badan Karantina Indonesia, Cicik Sri Sukarsih, menegaskan bahwa seluruh sapi akan menjalani masa karantina selama 14 hari di Instalasi Karantina Hewan (IKH) Probolinggo guna memastikan kesehatannya sebelum didistribusikan kepada para peternak.

“Kami telah melakukan analisis risiko, pemeriksaan fisik, dan uji laboratorium secara menyeluruh. Seluruh sapi hanya akan dilepas setelah dinyatakan sehat oleh dokter hewan karantina kami,” kata Cicik dalam keterangannya di Probolinggo, Senin (30/6/2025).

Dalam rangka mendukung program Peningkatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN), pemerintah menargetkan penyediaan satu juta sapi perah dalam kurun waktu lima tahun ke depan, dimulai sejak 2025. Program ini melibatkan kolaborasi erat antara pemerintah dan swasta, termasuk PT Greenfields dan PT Santosa Agrindo Lestari (Santori) yang baru saja mendatangkan 1.100 sapi ke Probolinggo. Sementara itu, PT Kironggojoyo memasukkan 500 sapi ke Banyuwangi.

Sesuai protokol karantina hewan, sejumlah penyakit berbahaya menjadi fokus pemeriksaan, antara lain: Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Lumpy Skin Disease (LSD), Brucellosis, Bovine Viral Diarrhea (BVD), Paratuberculosis, dan Enzootic Bovine Leukosis (EBL). Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan bahwa sapi impor benar-benar aman sebelum masuk ke rantai produksi susu nasional.

Pelabuhan Tanjung Tembaga di Probolinggo resmi ditetapkan sebagai pintu masuk sapi perah impor melalui SK Kepala Badan Karantina Nomor 2176 Tahun 2025, setelah memenuhi ketentuan analisis risiko.

Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Jawa Timur, Hari Yuwono Ady, menjelaskan bahwa sapi perah tersebut menjalani serangkaian tindakan karantina seperti disinfeksi, pengasingan, serta pengamatan intensif bekerja sama dengan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur.

“Kami pastikan sapi-sapi ini sehat dan siap berproduksi setelah masa karantina. Proses ini penting demi menjaga kesehatan masyarakat dan keberlangsungan industri peternakan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Jatim, Indyah Aryani, menyatakan bahwa Jawa Timur menyumbang hampir 60 persen dari total produksi susu nasional. Kehadiran sapi-sapi perah impor ini akan memperkuat posisi Jatim sebagai lumbung susu nasional.

“Kami berkomitmen menjaga ketahanan pangan dan menjamin suplai susu berkualitas bagi masyarakat. Dengan konsep kemitraan bersama peternak, kami optimistis sapi perah ini akan meningkatkan kesejahteraan peternak sekaligus memenuhi kebutuhan susu nasional,” ujar Indyah.

Diperkirakan seluruh rangkaian proses karantina akan rampung pada pertengahan Juli 2025, dan sapi-sapi perah tersebut akan segera disalurkan kepada mitra peternak binaan Greenfields. (YAN KUSUMA/DIN) 

Continue Reading

TRENDING

Exit mobile version