Connect with us

Ekstra

OJK Pertimbangkan Penurunan Suku Bunga Pinjol Setelah Aksi Fed Pangkas Suku Bunga

Published

pada

AKTUALITAS.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan sinyal akan mengkaji kemungkinan penurunan suku bunga pada pinjaman online (pinjol) atau peer-to-peer (P2P) lending. Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara, menyatakan bahwa langkah ini diambil sebagai respons terhadap kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, yang memangkas suku bunga acuan Fed Fund Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,50-4,75 persen.

Menurut Mirza, The Fed masih memiliki peluang untuk kembali menurunkan suku bunga sebesar 75-100 bps dalam waktu dekat, yang diperkirakan akan diikuti oleh bank sentral lainnya di berbagai negara. “Jadi pertanyaannya adalah, apakah suku bunga pinjaman P2P dan suku bunga pinjaman operator akan turun atau tidak? Saya rasa industri juga harus menganalisis dan membuat penilaian yang baik,” ujar Mirza dalam konferensi OECD/INFE-OJK di The Westin Resort Nusa Dua Bali, Jumat (8/11/2024).

Mirza menambahkan, OJK kini tengah fokus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia. Ia meminta agar pengenaan suku bunga pada pinjaman online turut dikaji, demi meringankan beban masyarakat dalam pembayaran utang mereka. “Jika kita ingin meningkatkan inklusi keuangan, maka penting untuk meningkatkan literasi keuangan dan mempertimbangkan beban biaya yang dikenakan pada konsumen,” ujarnya.

Waspada Prospek Ekonomi Global

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, juga menyoroti perlambatan aktivitas ekonomi global meskipun ada sentimen positif dari pemangkasan suku bunga oleh bank sentral. Mahendra menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi di banyak negara besar mengalami penurunan, dengan The Fed menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada 2024 dan memperkirakan tingkat pengangguran yang lebih tinggi.

Selain di AS, ekonomi China juga mengalami pelambatan di sektor manufaktur, yang mengakibatkan peningkatan tingkat pengangguran. Tekanan ekonomi Eropa pun semakin terlihat, ditandai dengan penurunan outlook pertumbuhan dan kenaikan proyeksi inflasi.

Mengikuti perkembangan ini, sejumlah bank sentral dunia memulai siklus penurunan suku bunga yang agresif. People’s Bank of China (PBOC) juga mengambil langkah serupa untuk menstabilkan ekonomi, seperti menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 50 basis poin guna menambah likuiditas perbankan dan memperpanjang dukungan di sektor properti hingga dua tahun ke depan.

Keputusan OJK untuk mengkaji suku bunga pinjaman online ini diharapkan mampu membantu masyarakat dalam memitigasi dampak ekonomi global yang kian tidak menentu, sekaligus mendorong pertumbuhan inklusi keuangan di Indonesia. (Damar Ramadhan)

Trending

Exit mobile version