Connect with us

NASIONAL

Politisi PDI Perjuangan: Pencalonan Soeharto sebagai Pahlawan Perlu Ditinjau Kembali

Aktualitas.id -

Presiden ke-2 RI, Soeharto, Dok: aktualitas.id

AKTUALITAS.ID – Wacana penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto, mendapat sorotan tajam dari Anggota Komisi X DPR RI, Bonnie Triyana. Politisi PDI Perjuangan (PDIP) tersebut secara terbuka mempertanyakan kelayakan usulan itu, menyoroti sejumlah catatan sejarah dan krisis ekonomi di akhir era Orde Baru.

Bonnie Triyana mengingatkan bahwa ada syarat ketat yang harus dipertimbangkan dalam pemberian gelar pahlawan, yakni tidak memiliki cacat yang dapat mengurangi nilai perjuangannya.

Ia menyoroti sejumlah peristiwa penting selama 32 tahun masa kepemimpinan Soeharto, mulai dari terbatasnya kebebasan berekspresi hingga krisis moneter yang melanda Indonesia.

“Wacana pemberian gelar pahlawan untuk Soeharto, perlu melihat fakta sejarah secara utuh,” ungkap Bonnie kepada awak media, Jumat (7/11/2025).

“Kalau bicara soal kebebasan berekspresi, sekarang mau ngomong apa saja di media sosial, diperbolehkan,” tambahnya, membandingkan dengan era Orde Baru.

‘Raksasa Berkaki Lempung’
Bonnie tidak menampik bahwa Soeharto adalah seorang tokoh bangsa, namun ia menegaskan bahwa Soeharto juga merupakan “pelaku sejarah”. Ia mengingatkan adanya luka sejarah imbas dari pemerintahan Soeharto, termasuk peristiwa reformasi 1998.

Ia mengibaratkan pembangunan di era Orde Baru seperti raksasa yang tampak kokoh namun rapuh di bagian fondasi.

“Krisis tahun 1997-1998 itu menunjukkan bahwa apa yang dibangun selama puluhan tahun itu hanya seperti raksasa berkaki lempung… tidak kuat dia menyangga,” kata Bonnie.

Usul Penilaian Objektif Generasi Mendatang
Alih-alih memutuskan sekarang, Bonnie mengusulkan agar penilaian terhadap kelayakan Soeharto sebagai pahlawan nasional diserahkan kepada generasi mendatang.

Menurutnya, generasi mendatang akan memiliki jarak waktu yang cukup untuk menilai secara lebih objektif.

“Agar lebih berjarak melihat masa itu, masa di mana saya tumbuh. Jadi lebih objektif, dan lebih punya kemampuan untuk menentukan mana yang pahlawan sejati dan mana yang bukan,” tutup Bonnie. (Mun)

TRENDING

Exit mobile version