Oase
Pandangan Islam terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi
AKTUALITAS.ID – Pengaturan kelahiran dan penggunaan alat kontrasepsi dalam Islam sering kali menjadi topik diskusi di kalangan umat Muslim. Bagaimana Islam memandang metode pencegahan kehamilan ini? Secara umum, penggunaan alat kontrasepsi dalam Islam diperbolehkan dalam kondisi tertentu, asalkan sesuai dengan niat dan syariat yang jelas.
Islam memandang pengaturan kelahiran sebagai bagian dari ijtihad, yaitu pemikiran dan keputusan ulama berdasarkan situasi dan kebutuhan pasangan yang ingin menjalankan keluarga berencana (KB). Penggunaan kontrasepsi tidak boleh dilandasi niat yang bertentangan dengan ajaran agama, misalnya untuk menolak keturunan secara permanen. Namun, jika alasannya adalah untuk menjaga kesehatan ibu, mengatur jarak kelahiran, atau alasan ekonomi dan sosial, maka hal ini dianggap sah dan dibenarkan.
Dalil dari Al-Qur’an dan Hadis
Meskipun Al-Qur’an tidak secara langsung menyebutkan penggunaan kontrasepsi, ada ayat-ayat yang sering dijadikan landasan dalam perencanaan keluarga. Salah satunya adalah Surah Al-Baqarah ayat 286:
_”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”_ (QS. Al-Baqarah: 286)
Ayat ini menunjukkan bahwa tanggung jawab seseorang, termasuk dalam merawat dan menghidupi anak-anak, disesuaikan dengan kemampuannya. Setiap pasangan diberi kebebasan untuk mengatur jumlah anak sesuai dengan kesanggupan mereka.
Selain itu, pada masa Rasulullah SAW, para sahabat juga pernah menggunakan metode kontrasepsi alami yang dikenal sebagai azl (coitus interruptus) untuk mencegah kehamilan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah RA, ia berkata:
_”Kami melakukan azl pada zaman Rasulullah SAW, sementara Al-Qur’an masih turun.”_ (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa metode kontrasepsi telah dikenal dan dipraktikkan di masa Nabi, dan Rasulullah SAW tidak melarangnya selama niatnya baik dan tidak merusak tatanan rumah tangga.
Pendapat Ulama dan Alat Kontrasepsi Modern
Mayoritas ulama dari berbagai mazhab fiqih membolehkan penggunaan alat kontrasepsi, selama tidak menyebabkan kerusakan permanen pada tubuh atau bertujuan menolak kehamilan secara mutlak tanpa alasan yang jelas. Imam Al-Ghazali, salah satu ulama besar dalam Mazhab Syafi’i, mengizinkan penggunaan kontrasepsi selama tujuannya bukan untuk menghilangkan keturunan sepenuhnya.
Di era modern, para ulama juga mengakui kebolehan alat kontrasepsi seperti pil KB, IUD, atau kondom, dengan syarat penggunaannya sesuai dengan syariat, misalnya untuk melindungi kesehatan ibu atau demi kesejahteraan keluarga.
Maka dapat disimpulkan, dalam pandangan Islam, penggunaan alat kontrasepsi adalah mubah (diperbolehkan), selama niat dan tujuannya sesuai dengan ajaran agama. Meski tidak ada larangan eksplisit dalam Al-Qur’an atau Sunnah, penting bagi pasangan Muslim untuk berkonsultasi dengan ulama atau ahli agama sebelum memutuskan metode kontrasepsi yang tepat. Penggunaan KB dalam Islam bukan untuk menolak karunia Allah berupa anak, melainkan untuk menjaga keseimbangan dan kesejahteraan keluarga sesuai kemampuan masing-masing. (KAISAR/RAFI)
-
Nusantara11 jam lalu
Banyak Pelanggaran TSM dan Dirugikan, Maximus-Peggi Gugat ke MK
-
Nasional13 jam lalu
Prabowo Ajak Polri Berhemat dan Rayakan HUT Secara Sederhana
-
Nusantara12 jam lalu
KKB Kembali Beraksi: Anggota Polres Puncak Jaya Ditembak Saat Mengangkut Barang Pribadi
-
EkBis4 jam lalu
KAI Properti Gelar Pelatihan Internal untuk Tingkatkan Kompetensi Pegawai
-
Nusantara11 jam lalu
Tragis! Ayah di Sumsel Perkosa Putri Kandung Selama 21 Tahun
-
Dunia12 jam lalu
Kepala Polisi Korea Selatan Ditangkap Karena Tuduhan Pemberontakan
-
Jabodetabek4 jam lalu
BMKG: Jakarta Diprediksi Hujan Ringan pada Siang dan Sore Hari
-
Jabodetabek3 jam lalu
Layanan SIM Keliling Hadir di Lima Lokasi Jakarta untuk Perpanjangan SIM