Connect with us

OASE

Nikmat Ibadah Sejati: Mengapa Hati Kering Meski Rajin Beribadah?

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Foto: Ist

AKTUALITAS.ID – Pernahkah Anda merasa hampa, terbebani, bahkan kasar meski rajin beribadah? Ironisnya, banyak dari kita yang justru menjauh dari hakikat ibadah yang seharusnya menjadi sumber ketenangan dan kebahagiaan batin. Kondisi ini sering kali berbanding terbalik dengan tujuan utama ibadah itu sendiri: meraih rida Allah SWT dan merasakan kenikmatan dalam ketaatan.

Fenomena hati yang kering, ucapan yang kasar, dan perilaku yang jauh dari kelemahlembutan, meskipun dibalut dengan rutinitas ibadah, bukanlah hal yang asing. Tak jarang, orang-orang seperti ini justru merasa paling dekat dengan Tuhan, bahkan paling benar ibadahnya, tanpa menyadari bahwa sikap tersebut adalah tanda dari kesalahpahaman mendalam tentang inti ibadah.

Lalu, apa penyebabnya? Dua sosok saleh, Hasan al-Bashri dan Abu Yazid, memberikan pencerahan. Ketika seseorang mengeluh tidak menemukan kenikmatan dalam beribadah, Hasan al-Bashri menyarankan untuk menjauhi pergaulan dengan ahli maksiat. Ia menegaskan, ketaatan sejati adalah memasrahkan segalanya kepada Allah. Senada dengan itu, Abu Yazid dengan tegas menyatakan, “Hal itu disebabkan karena kamu menyembah ketaatan dan tidak menyembah Allah. Sembahlah Allah sampai kamu bisa mendapat kenikmatan dalam ketaatan kepada-Nya.”

Dari kedua nasihat berharga ini, terungkap dua penyebab utama mengapa kenikmatan ibadah luput dari genggaman:

1 – Lingkaran Pergaulan yang Salah: Bergaul dengan mereka yang terbiasa dengan kemaksiatan akan membuat kita akrab dengan kesalahan, bahkan tanpa sadar menjadikannya kebiasaan. Nabi SAW bersabda, “Seseorang itu tergantung dengan agama (kebiasaan) sahabat dekatnya” (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Imam Ahmad). Pergaulan yang baik akan menuntun kita pada kebaikan, begitu pula sebaliknya.

2 – Menyembah Ibadah, Bukan Allah: Ini adalah kesalahan fatal yang sering tidak disadari. Ketika kita mengagungkan ibadah itu sendiri, kita cenderung membanggakan amalan yang kita lakukan dan meremehkan ibadah orang lain, yang pada akhirnya memicu kesombongan. Sebaliknya, ketika kita beribadah dengan mindset menyembah Allah SWT, ibadah akan menjadi sarana untuk bersua dengan-Nya. Kecintaan kepada-Nya akan mengubah setiap rintangan dalam ibadah menjadi ketenangan, kenyamanan, dan kekhusyukan yang tak terhingga.

    Jadi, mari kita introspeksi. Apakah ibadah kita selama ini hanya sekadar rutinitas tanpa makna? Atau sudahkah kita benar-benar merasakan nikmatnya berserah diri dan mencintai Allah dalam setiap sujud dan doa? Kuncinya ada pada siapa kita bergaul dan kepada siapa hati kita tertuju dalam setiap ibadah. (Mun)

    TRENDING

    Exit mobile version