Connect with us

OASE

Awan Mendung dan Hujan Mukjizat: Ketika Langit Menjawab Doa Nabi Muhammad SAW

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Foto: Ist

AKTUALITAS.ID – Di tengah musim paceklik yang melanda Makkah, langit tiba-tiba berubah. Matahari yang semula bersinar terik, perlahan bersembunyi di balik awan gemawan. Lalu, hujan pun turun deras, membasahi lembah-lembah yang kering, menghidupkan harapan yang nyaris padam. Peristiwa ini bukan sekadar fenomena alam ia adalah mukjizat yang menyertai langkah seorang anak kecil bernama Muhammad SAW.

Riwayat dari Julhumah bin Arfathah yang ditakhrij oleh Ibnu Asakir mengisahkan, saat itu kaum Quraisy meminta Abu Thalib, pemuka mereka, untuk berdoa meminta hujan. Abu Thalib pun menuju Ka’bah, membawa serta keponakannya yang masih kecil. Awan mendung mengikuti anak itu ke mana pun ia melangkah. Ketika ia duduk bersandar di dinding Ka’bah, langit yang cerah berubah kelabu. Hujan pun turun, membasahi bumi yang kering. Abu Thalib mengenang peristiwa itu dalam syairnya: “Putih berseri meminta hujan dengan wajahnya, penolong anak yatim dan pelindung wanita janda.”

Anak kecil itu adalah Muhammad SAW, yang bahkan sejak kecil telah menunjukkan tanda-tanda kenabian.

Mukjizat hujan tak berhenti di masa kecil beliau. Setelah diangkat menjadi Rasul, Nabi Muhammad SAW kembali menunjukkan keajaiban langit. Dalam satu riwayat, beliau memimpin sholat istisqa ibadah sunah untuk memohon hujan. Seluruh kaum Muslimin, termasuk perempuan yang sedang haid, turut serta. Sebelum doa selesai, mendung tiba. Hujan pun turun, menjawab doa sang Nabi.

Dalam riwayat lain, saat Rasulullah SAW menyampaikan khutbah Idul Fitri di Madinah, panas matahari membuat jamaah gelisah. Lalu, datanglah awan tebal yang menutupi terik itu, hingga prosesi ibadah selesai dengan khidmat. Untuk mengenang peristiwa ini, dibangunlah Masjid al-Ghamamah yang berarti “awan mendung” sekitar 500 meter dari Masjid Nabawi.

Masjid al-Ghamamah berdiri di bekas alun-alun Madinah, tempat kaum Muslimin sejak tahun kedua hijriah menggelar shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Kawasan itu pun dikenal sebagai al-Mushalla, tempat shalat berjamaah di ruang terbuka. (Mun)

TRENDING

Exit mobile version