Connect with us

POLITIK

SBY: Saya Patuhi Etika Politik, Tak Pernah Cawe-cawe Selama 10 Tahun Memimpin

Aktualitas.id -

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) , Dok:aktualitas.id/Dede Kurniawan

AKTUALITAS.ID – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bercerita momen saat dia menjabat presiden dua periode. SBY mengatakan tidak pernah terpikirkan untuk melakukan cawe-cawe.

Awalnya, SBY menyampaikan sejumlah tantangan yang dihadapi partainya selama lima tahun belakangan. SBY mengatakan, jika pihaknya kalah pada perebutan Partai Demokrat beberapa waktu lalu, acara Kongres VI tak akan terlaksana.

“Menggarisbawahi bahwa 10 tahun terakhir partai kita, 2014-2024 adalah tahun-tahun yang sangat berat. Posisi Partai Demokrat memang tidak mudah, apalagi lima tahun terakhir, Partai Demokrat menghadapi ancaman yang benar-benar serius,” ungkap SBY di Kongres VI Partai Demokrat, di Ritz-Carlton, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2025).

SBY mengatakan, jika Partai Demokrat kalah, tak ada jajaran kader di acara ini. Ia menyebutkan kemenangan Partai Demokrat lantaran kuasa Tuhan.

“Karena kalau kita kalah kemarin itu dan Tuhan tidak memberikan pertolongan ke kita, kita tidak ada di ruangan ini. Tuhan Maha Besar kita tidak menyerah, kita berani menghadapi tantangan dan melawan ketidakadilan, kezaliman, sebuah kekuatan bukan hanya orang, kekuatan yang secara ilegal dan secara amoral ingin rebut kepemimpinan Partai Demokrat yang sah,” tambahnya.

Ia mengatakan selama 10 tahun menjadi partai penguasa tak pernah terlintas untuk melakukan cawe-cawe. SBY menyebutkan mematuhi etika politik yang berlaku.

“10 tahun saya memimpin negeri ini dengan dukungan penuh Partai Demokrat tidak pernah terlintas di kepala saya apalagi melakukan cawe-cawe dan intervensi buruk untuk rampas kedaulatan sebuah partai, terhadap partai politik mana pun, apapun posisinya, apakah oposisi atau bagian koalisi pemerintahan,” ujar SBY.

“Ini adalah etika yang saya pahami, moral politik, serta kepatuhan kepada pranata hukum rule of law, ingat godaan pada para penguasa dalam dunia politik, penyalahgunaan kekuasaan atau sering disebut abuse of power adalah dosa terbesar perbuatan tercela dan hakikatnya adalah pelanggaran amanah konstitusi,” imbuhnya. (Mun/Ari Wibowo)

TRENDING

Exit mobile version