RAGAM
Jangan Panik! Pecah Pembuluh Darah Masih Bisa Dicegah

AKTUALITAS.ID — Pecah pembuluh darah atau stroke hemoragik merupakan kondisi darurat medis yang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen bahkan kematian. Namun kabar baiknya, kondisi ini ternyata sangat bisa dicegah—bahkan bagi mereka yang pernah mengalami stroke sebelumnya.
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato-Onkologi Medik dari RS Cipto Mangunkusumo Kencana, Jakarta, Dr. dr. Andhika Rachman, Sp.PD-KHOM.
“Pecah pembuluh darah adalah kondisi yang bisa dicegah, bahkan pada mereka yang sudah pernah stroke. Kunci utamanya ada pada pengendalian tekanan darah, gaya hidup sehat, dan pemeriksaan rutin, terutama pada usia lanjut,” ujar dr. Andhika di Jakarta.
Stroke Hemoragik dan Faktor Risikonya
Dalam istilah medis, pecah pembuluh darah di otak dikenal sebagai stroke hemoragik. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah di otak robek atau pecah, menyebabkan perdarahan yang merusak jaringan otak. Stroke jenis ini memang lebih jarang dibanding stroke iskemik yang disebabkan penyumbatan, tetapi dampaknya cenderung lebih berat dan berisiko kematian lebih tinggi.
Faktor risiko utama stroke hemoragik antara lain tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, aneurisma (pelebaran dinding pembuluh darah otak), serta kelainan pembuluh darah bawaan (malformasi arteri-vena). Cedera kepala, penggunaan obat pengencer darah, kolesterol tinggi, dan gaya hidup tidak sehat juga turut meningkatkan risiko.
Pencegahan: Dari Pola Hidup hingga Pemeriksaan Rutin
Dr. Andhika menekankan bahwa pencegahan sangat mungkin dilakukan, terutama bagi pasien yang telah memiliki riwayat stroke. Caranya antara lain dengan mengontrol tekanan darah minimal sebulan sekali, disiplin mengonsumsi obat antihipertensi, serta melakukan pemeriksaan jantung, gula darah, dan kolesterol setiap 3–6 bulan.
Selain itu, pola makan juga memegang peran penting. Konsumsi makanan rendah garam, tinggi serat, cukup protein, dan menjaga kecukupan cairan harian sangat dianjurkan. Bagi yang memiliki riwayat hipertensi, pembatasan konsumsi garam menjadi hal krusial.
“Jangan lupakan kontrol rutin ke dokter saraf atau penyakit dalam, terutama jika ada riwayat aneurisma atau pernah stroke,” tambahnya.
Perhatikan Kesehatan Fisik, Psikis, dan Sosial
Pencegahan tidak hanya menyasar fisik semata. Dr. Andhika menyarankan agar lansia tetap aktif secara mental dan sosial, seperti terlibat dalam aktivitas ringan yang menyenangkan serta melakukan olahraga ringan seperti jalan pagi.
“Penting juga untuk menghindari stres berlebihan, merokok, dan konsumsi alkohol,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi bagi keluarga agar dapat mendampingi lansia secara holistik dalam menjaga kesehatan mereka.
“Dengan dukungan keluarga dan perubahan gaya hidup yang tepat, risiko pecah pembuluh darah bisa ditekan secara signifikan,” tutup dr. Andhika. (YAN KUSUMA/DIN)
-
EKBIS01/07/2025 08:30 WIB
Dompet Makin Tipis! Harga Pertamax Cs Resmi Naik di SPBU Pertamina Mulai Hari Ini
-
JABODETABEK01/07/2025 05:30 WIB
Awal Juli Disambut Hujan: BMKG Prediksi Jabodetabek ‘Kompak’ Basah pada 1 Juli
-
DUNIA01/07/2025 01:00 WIB
Menlu: Pengiriman 10 Ribu Ton Beras ke Palestina Terkendala Akses
-
EKBIS01/07/2025 10:30 WIB
Kabar Baik dari Pasar Uang: Rupiah Makin Perkasa Lawan Dolar AS Hari Ini
-
POLITIK01/07/2025 11:00 WIB
Pemilu Nasional vs Lokal: DPR & Pemerintah Mulai Cari Solusi Setelah Putusan MK
-
OLAHRAGA01/07/2025 16:30 WIB
Indonesia Lolos Langsung ke Piala Asia U-17 2026
-
POLITIK01/07/2025 07:00 WIB
Partai NasDem: Putusan MK Soal Pemilu adalah Pencurian Kedaulatan Rakyat
-
POLITIK01/07/2025 15:30 WIB
DPR Ingatkan Kekuatan Polri Ada Pada Kepercayaan Rakyat