Connect with us

OASE

Surat Hud: Peneguh Iman Nabi Muhammad dan Peringatan Abadi bagi Umat Manusia

Aktualitas.id -

Surah Hud, Foto: Ist

AKTUALITAS.ID – Surat Hud, urutan ke-11 dalam mushaf Al-Qur’an, merupakan salah satu surat Makkiyah yang kaya akan pelajaran tentang tauhid, keteguhan iman, dan kisah-kisah para nabi. Terdiri dari 123 ayat, surat ini tidak hanya meneguhkan hati Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah, tetapi juga menyajikan peringatan keras melalui kehancuran kaum-kaum terdahulu yang membangkang, terutama Kaum ‘Aad.

Asal-usul Penamaan Surat Hud

Menurut para ulama tafsir seperti Muhammad Tahir bin Asyur, penamaan “Surat Hud” sudah dikenal sejak zaman Rasulullah SAW. Nama ini dipilih karena kisah Nabi Hud AS dan kaumnya, ‘Aad, dibahas secara paling mendetail dalam surat ini dibandingkan surat lainnya. Nama Nabi Hud disebut sebanyak lima kali, dan penyebutan Kaum ‘Aad secara eksplisit dikaitkan dengan dakwahnya.

Penamaan ini juga berfungsi untuk membedakannya dari surat-surat lain yang diawali dengan huruf muqatha’ah “Alif Lam Ra”. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Darimi dan lainnya bahkan menyebutkan anjuran Rasulullah SAW untuk membaca Surat Hud pada hari Jumat, menunjukkan popularitas nama surat ini sejak masa kenabian.

Pokok-Pokok Kandungan Surat Hud

Ulama tafsir terkemuka, Wahbah bin Musthafa al-Zuhaili, dalam Tafsir al-Munir, merincikan bahwa Surat Hud mencakup berbagai tema fundamental, di antaranya:

1 – Pengukuhan Al-Qur’an dan Tauhid: Menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah wahyu Allah dan mengesakan-Nya dalam ibadah.

2 – Kisah Para Nabi: Berisi cerita-cerita nabi sebagai penghibur bagi Nabi Muhammad SAW dari penolakan kaum kafir Quraisy.

3 – Perintah dan Larangan: Mencakup perintah untuk konsisten dalam beragama (istiqamah), melaksanakan shalat tepat waktu, dan larangan berbuat zalim yang dapat menyebabkan kehancuran.

4 – Peringatan Keras: Mengandung ancaman azab bagi para penentang kebenaran dan pelajaran bahwa suatu umat tidak akan diazab selama mereka berada dalam perdamaian dan perbaikan.

Kisah Nabi Hud dan Azab Mematikan untuk Kaum ‘Aad

Puncak narasi dalam surat ini adalah kisah dakwah Nabi Hud kepada Kaum ‘Aad yang tercatat pada ayat 50 hingga 60. Kaum ‘Aad, keturunan Sam bin Nuh, dikenal sebagai kaum paganis yang menyembah patung dan mengingkari ajaran tauhid.

Nabi Hud mengajak mereka dengan tiga poin utama:

1 – Menyembah Allah semata (Tauhid).

2 – Memohon ampunan (Istighfar).

3 – Bertaubat, dengan janji Allah akan menurunkan keberkahan seperti hujan yang subur.

Namun, Kaum ‘Aad dengan sombong menolak ajakan tersebut. Mereka menuntut bukti, meremehkan kerasulan Nabi Hud, dan tetap teguh pada kesyirikan mereka.

Karena pembangkangan mereka yang terus-menerus, Allah SWT menimpakan azab yang sangat dahsyat. Azab tersebut berupa angin tornado yang sangat dingin (angin sharshar) yang bertiup tanpa henti selama delapan hari tujuh malam. Bencana ini membinasakan seluruh Kaum ‘Aad, sementara Allah menyelamatkan Nabi Hud dan para pengikutnya yang beriman.

Kisah ini menjadi pengingat abadi tentang akibat dari kesombongan dan penolakan terhadap kebenaran. Surat Hud secara keseluruhan berfungsi sebagai panduan, peneguh iman, sekaligus peringatan yang jelas bagi umat manusia. Wallahu A’lam Bisshawab. (Mun)

Continue Reading

TRENDING