Connect with us

Berita

Tata Cara Sholat Gerhana Matahari

AKTUALITAS.ID – Kementerian Agama memberitahukan mengenai gejala fenomena alam berupa gerhana matahari. Data astronomis yang dipublikasikan Kemenag menyebutkan bahwa gerhana tersebut akan terjadi pada 26 Desember 2019 dan bertepatan 29 Rabiul Akhir 1441 H. Shalat gerhana dapat dimulai sejak 10.34 WIB. Puncak gerhana cincin dan gerhana matahari sebagian ini terjadi pada pukul 12.17 WIB, dan […]

Published

pada

AKTUALITAS.ID – Kementerian Agama memberitahukan mengenai gejala fenomena alam berupa gerhana matahari. Data astronomis yang dipublikasikan Kemenag menyebutkan bahwa gerhana tersebut akan terjadi pada 26 Desember 2019 dan bertepatan 29 Rabiul Akhir 1441 H. Shalat gerhana dapat dimulai sejak 10.34 WIB. Puncak gerhana cincin dan gerhana matahari sebagian ini terjadi pada pukul 12.17 WIB, dan akhir gerana pukul 14.00 WIB.

Sholat gerhana matahari dalam bahasa Arab biasa disebut dengan kusufus syams. Sholat ini baru disyariatkan pada tahun 5 Hijriah. Hukum melaksanakan sholat ini adalah sunah muakadah atau sunah yang sangat dianjurkankan. Hal ini sebagaimana sabda Nabi saw.:

Matahari dan matahari itu sungguh merupakan tanda kekuasaan Allah. Karena itu, gerhana matahari maupun matahari itu bukan tanda kematian seseorang atau kehidupan seseorang. Ketika kalian melihat terjadi gerhana, maka sholat dan berdoalah sampai fenomena alam itu selesia. (HR Muslim)

Sholat gerhana berjumlah dua rakaat dan dianjurkan dilakukan berjamaah. Dalam setiap rakaat, sholat ini terdapat dua kali bacaan surah dan dua kali ruku’. (Bacaan Sholat Gerhana Matahari Sir (Pelan) atau Jahr (Kencang)?)

Waktu sholat gerhana dimulai ketika mulai terjadi fenomena alam tersebut yang diumumkan oleh lembaga astronomi pemerintah maupun non-pemerintah. Berakhirnya waktu sholat gerhana matahari ini ketika posisi matahari sudah tampak normal kembali seperti biasanya, sudah kembali terang dan tidak gelap. Bacaan sholat sunah gerhana matahari disunahkan sir, dibaca pelan sebagaimana saat sholat Zuhur atau Asar.

  1. Niat Sholat Gerhana Matahari bagi Imam/Makmum

أُصَلِّي سُنَّةّ كسُوْفِ الشمس رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلّه تعالى

Usholli sunnata kusufis syamsi rak’ataini imaman lillahi ta’ala

أُصَلِّي سُنَّةّ كسُوْفِ الشمس رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْماً لِلّه تعالى

Usholli sunnata kusufis syamsi rak’ataini ma’muman lillahi ta’ala

  1. Takbiratul Ihram

Di sini, makmum mengangkat tangan sambil mengucapkan Allahu akbar. Makmum melakukan takbiratul ihram setelah imam melakukannya.

3. Bersedekap dan Membaca Doa Iftitah

Setelah takbir, imam dan makmum menyedekapkan kedua tangannya di bagian perut dan atas pusar sambil membaca doa iftitah berikut.

اللهُ اَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ .

Allohu akbar kabiro wal hamdu lillahi katsiro, wa subhanallohi bukrotaw wa ashila inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharos samawati wal ardho hanifam muslimaw wa ma ana minal musyrikin. Inna sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi robbil ‘alamin. La syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin.

  1. Membaca Surah Alfatihah

Dalam sholat sunah gerhana matahari, imam dianjurkan membaca Alfatihah dan surah Al-Qur’an secara sir atau dipelankan bacaannya seperti saat sholat Zuhur atau Asar. Karena itu, imam dan makmum membaca surah Alfatihah sendiri-sendiri.

Surah Alfatihah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ (1) الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ (3) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)

Bismillahir rohmanir Rohim (1) alhamdu lillahi robbil ‘alamin (2) arrohmanir rohim (3) maliki yaumid din (4) iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (5) ihdinas shirotol mustaqim (6) shirotol ladzina an’amta ‘alaihim ghoiril maghdubi ‘alaihim wa lad dhollin (7)

5. Membaca Surah

Saat imam diperkirakan sudah selesai membaca surah Alfatihah, makmum juga dianjurkan membaca surah salah satu surah dalam Al-Qur’an.

6. Ruku’ Pertama

Selesai membaca surah dalam Al-Qur’an, lalu kedua tangan diangkat setinggi telinga dan membaca allahu akbar. Kemudian badan dibungkukkan, kedua tangan memegang lutut sambil ditekan. Usahakan antara punggung dan kepala supaya sejajar dan rata.

Setelah sempurna ruku’, disunahkan membaca tasbih sepanjang 100 ayat surah Al-Baqarah bila memungkinkan. Namun boleh juga hanya membaca tasbih selama 5 menit misalnya. Adapaun bacaan tasbihnya sebagai berikut.

سُبحَانَ اللهِ وَالحَمدُ للهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا الله وَاللهُ اَكبَر وَلَا حَولَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيم.

Subhanalloh walhamdulillah walailaha illohhu wallohu akbar wa la haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil adzhim.

7. Berdiri

Setelah selesai membaca tasbih pada ruku’ pertama, bangunlah kembali sambil mengangkat kedua tangan hingga telinga dan mengucapkan allahu akbar.

8 . Membaca Alfatihah dan Surah Al-Qur’an

Setelah berdiri tegak, bacalah Alfatihah kembali, dan diikuti bacaan surah dalam Al-Qur’an., seperti surah Al-Zalzalah.

9 .Surah Alfatihah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ (1) الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ (3) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)

Bismillahir rohmanir Rohim (1) alhamdu lillahi robbil ‘alamin (2) arrohmanir rohim (3) maliki yaumid din (4) iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (5) ihdinas shirotol mustaqim (6) shirotol ladzina an’amta ‘alaihim ghoiril maghdubi ‘alaihim wa lad dhollin (7)

10. Surah Al-Zalzalah

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَىٰ لَهَا (5)يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِّيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ (6) فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا

dza zulzilatil ardhu zilzalaha (1) wa akhrajatil ardhu atsqalaha (2) wa qalal insanu ma laha (3) yaumaidzin tuhadditsu akhbaraha (4) bi anna rabbaka auha laha (5) yaumaidziy yashdurun nasu asytatal li yurau a’malahum (6) fa may ya’mal mitsqala dzarratin khairay yarah (7) wa may ya’mal mitsqala dzarratin syarray yarah (8)

12. Ruku’ Kedua

Selesai membaca surah Alzalzalah, lalu kedua tangan diangkat setinggi telinga dan membaca allahu akbar. Kemudian badan dibungkukkan, kedua tangan memegang lutut sambil ditekan. Usahakan antara punggung dan kepala supaya sejajar dan rata.

Setelah sempurna ruku’, disunahkan membaca tasbih sepanjang 80 ayat surah Al-Baqarah bila memungkinkan. Namun boleh juga hanya membaca tasbih selama 3 menit misalnya. Adapaun bacaan tasbihnya sebagai berikut.

سُبحَانَ اللهِ وَالحَمدُ للهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا الله وَاللهُ اَكبَر وَلَا حَولَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيم.

Subhanalloh walhamdulillah walailaha illohhu wallohu akbar wa la haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil adzhim.

13. I’tidal

Setelah selesai ruku’ kedua, kemudian bangkit tegak dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga sambil membaca zikir i’tidal berikut:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهْ

Sami‘allahu li man hamidah

Setelah tegak dalam keadaan I’tidal, bacalah doa berikut.

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَوَاتِ وَمِلْءُ الْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Robbana lakal hamdu mil’us samawati wa milul ardhi wa mil’u ma syi’ta min syain ba’du

Selesai i’tidal lalu sujud dengan cara meletakkan dahi pada sajadah. Ketika turun dari berdiri I’tidal ke sujud dianjurkan sambil membaca allahu akbar, dan saat sudah sujud dianjurkan membaca doa berikut:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلىَ وَبِحَمْدِهْ

Subhana rabbiyal a’la wa bi hamdih (3x)

14. Duduk di Antara Dua Sujud

Setelah sujud lalu bangunlah sambil membaca allahu akbar untuk duduk, dan saat duduk dianjurkan membaca doa berikut:

رَبِّ اغْفِرْلِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنيِ وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّي

Robbighfirli warhamni wajburni warfa’ni warzuqni wahdini wa’afini wa’fu ‘anni

15. Sujud Kedua

Setelah selesai melakukan duduk di antara dua sujud, lakukanlah sujud sambil membava allahu akbar, dan saat sudah sujud membaca:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهْ

Subhana rabbiyal a’la wa bi hamdih (3x)

16. Rakaat Kedua

Setelah selesai sujud kedua, kembali berdiri untuk melanjutkan rakaat kedua sambil membaca allahu akbar. Praktik pada rakaat kedua itu sama seperti rakaat pertama, yaitu terdiri atas dua kali berdiri, dua kali membaca Alfatihah dan surah Al-Qur’an, dua kali ruku’. Lakukanlah hal serupa pada rakaat kedua ini hingga sujud kedua.

17. Tahiyat Akhir

Setelah sujud kedua pada rakaat kedua, duduklah dengan kaki bersilang sambil membaca allahu akbar. Usahakan pantat menempel di alas sholat, dan kaki kiri dimasukkan ke bawa kaki kanan, jari-jari kaki kanan tetap menekan ke kiri alas sholat. Adapaun doa yang dibaca saat Tahiyat Akhir adalah sebagai berikut:

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ الَّلهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ اللهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَسْرَفْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

“Attahiyyatul mubarokatush sholawatut toyyibatu lillah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barokatuh. Assalaamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadillahish sholihin.

Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuluh. Allahumma sholli ‘ala muhammadin wa ‘ala ali muhammadin kama shollaita ‘ala ibrohima wa ‘ala ali Ibrohim, wa barik ‘ala muhammadin wa ‘ala ali muhammadin kama barokta ‘ala ibrohima wa ‘ala ali ibrohim innaka hamidum majid.

Allohumma inni a’udzu bika min ‘adzabi jahannama, wa min ‘adzabin nar, wa min fitnatil mahya wal mamat, wa min syarri fitnatil masihid dajjal. Allahummagh firli ma qoddamtu wa ma akh-khortu, wa ma asrortu wa ma a’lantu, wa maa asyroftu wa ma anta a’lamu bihi minni, antal muqoddimu wa antal mu’akh-khiru, la ilaha illa anta.

Pada saat sampai membaca Asyhadu alla ilaha illallah, disunahkan jari telunjuk diangkat hingga lurus seperti angka satu.

18. Salam

Selesai membaca tahiyat akhir, kemudian salam dengan menengok ke kanan dan ke kiri sambil mebaca:

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

Trending

Exit mobile version