Berita
Untuk Longgarkan Lockdown, Mongolia Tunggu Vaksin Ditemukan
Perdana Menteri Mongolia Khurelsukh Ukhnaa mengatakan negara tersebut akan tetap menjalankan peraturan ketat untuk mencegah penyebaran virus corona hingga vaksin ditemukan. Keputusan itu meningkatkan peluang lockdown akan tetap berlaku hingga beberapa bulan ke depan. Berlokasi di antara China dan Rusia, Mongolia termasuk negara pertama yang memblokade diri sejak 12 Maret kala pandemi Covid-19 mulai mendunia. […]
Perdana Menteri Mongolia Khurelsukh Ukhnaa mengatakan negara tersebut akan tetap menjalankan peraturan ketat untuk mencegah penyebaran virus corona hingga vaksin ditemukan.
Keputusan itu meningkatkan peluang lockdown akan tetap berlaku hingga beberapa bulan ke depan.
Berlokasi di antara China dan Rusia, Mongolia termasuk negara pertama yang memblokade diri sejak 12 Maret kala pandemi Covid-19 mulai mendunia.
Banyak universitas, sekolah, dan taman kanak-kanak ditutup hingga September, pertemuan dan demonstrasi publik dilarang, anak-anak di bawah 12 tahun tidak diizinkan berada di mal atau pun restoran, dan masker diwajibkan.
“Negara akan tetap memberlakukan peraturan karantina hingga vaksin tersedia,” kata Ukhnaa kepada media di gedung parlemen negara tersebut.
Ia tak menyebutkan lebih detail tentang tindakan yang akan tetap dilakukan. Ia juga menyebut tidak mengetahui kapan batas negara akan kembali dibuka.
Meski begitu, Ukhnaa mengatakan pemilihan umum legislatif akan tetap digelar sesuai rencana, 24 Juni.
Para ilmuwan dunia kini tengah berburu dengan waktu untuk menemukan sebuah vaksin dari virus yang telah membunuh lebih dari 340 ribu orang dan menginfeksi lebih dari 5 juta orang di 196 negara.
Mongolia tergolong negara dengan kasus Covid-19 terendah, dengan 140 kasus, yang sebagian besar merupakan impor dari Rusia. Orang yang kembali ke Mongolia dari luar negeri diterapkan karantina selama tiga pekan.
Negara Asia itu telah menerbangkan banyak pesawat untuk membawa pulang kembali penduduknya dari luar negeri, namun ribuan warga Mongolia lainnya tetap terlantar.
Hanya kelompok rentan, yaitu wanita hamil, manula, dan anak-anak dengan orang tua mereka, dan orang dengan masalah kesehatan serius yang diizinkan untuk kembali ke Mongolia.
Pemerintah setempat mengatakan mereka tidak memiliki kapasitas untuk menangani semua orang.
-
RIAU30/12/2025 15:15 WIBPintu Air Koto Panjang Dibuka, Kapolda Riau Siagakan Pasukan Antisipasi Banjir
-
OASE30/12/2025 05:00 WIBPahami Isi Kandungan Surat Al Kafirun dan Asbabun Nuzulnya
-
OLAHRAGA29/12/2025 23:30 WIBTimnas Futsal U-16 Indonesia Juara Futsal ASEAN U-16 2025
-
POLITIK30/12/2025 06:00 WIBDemokrat Minta Aspirasi Masyarakat Ditampung soal Usulan Pilkada Lewat DPRD
-
POLITIK30/12/2025 07:00 WIBEddy Soeparno: Pilkada oleh DPRD Sejalan dengan Sila Keempat Pancasila
-
JABODETABEK30/12/2025 15:32 WIBSidak Pasar Tebet Jelang Nataru, Mentan: Ancam Segel Produsen Nakal
-
JABODETABEK30/12/2025 08:30 WIBPolda Metro Jaya Buka Layanan SIM Keliling di 5 Lokasi Jakarta
-
JABODETABEK30/12/2025 07:30 WIBNgeri, Bangkai Sayap Pesawat Terbang 300 Meter Timpa Rumah Warga Saat Puting Beliung di Bogor