Diancam Invasi, Wali Kota Seattle Minta Trump Balik ke Bunker


Wali Kota Seattle Jenny Durkan, Greg Gilbert / The Seattle Times

Wali Kota Seattle Jenny Durkan menyindir Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali ke bunker karena kesal atas ancaman invasi dalam menghadapi pengunjuk rasa.

Hal itu diungkapkan Durkan setelah sang presiden mendesak pejabat Seattle merebut kembali Zona Otonomi Capitol Hill yang telah diduduki demonstran.

Durkan dan Gubernur Negara Bagian Washington Jay Inslee tidak setuju dengan cara yang ditempuh Trump dalam menghadapi pedemo.

Seperti dilaporkan My Northwest, Durkan menganggap cara tersebut bisa melanggar hak konstitusional para pengunjuk rasa. Dia berkomitmen untuk melindungi hak amandemen pertama.

Kata dia Cal Anderson Park dan Capitol Hill akan selalu menjadi tempat bagi kebebasan berbicara dan berkumpul.

“Bikin kami semua aman, kembali ke bunker Anda,” tulis Durkan di Twitter merujuk pada insiden Trump dilarikan ke bunker Gedung Putih selama hampir satu jam di tengah protes keras bulan lalu.

“Orang yang tidak mampu memerintah tidak boleh ikut campur dengan urusan negara bagian Washington,” tulis Gubernur Negara Bagian Washington Jay Inslee di Twitter yang turut mencemooh Trump seperti dikutip dari AFP, Jumat (12/6).

Trump pada Rabu malam memberikan ultimatum, jika para pejabat tidak segera membereskan para pengunjuk rasa, dia akan turun tangan dengan mengerahkan pasukan.

Dikutip dari CNN, Trump mengancam akan menggunakan militer aktif untuk meredam protes dan mendorong gubernur untuk mengerahkan pasukan Garda Nasional demi mengawal demonstrasi.

“Ambil kembali kota Anda sekarang. Jika Anda tidak melakukannya, saya akan melakukannya,” ujar Trump memperingatkan Wali Kota Jenny Durkan dan Gubernur Negara Bagian Washington Jay Inslee lewat akun Twitter.

Trump menyebut para pedemo “teroris lokal” yang telah mengambil alih Seattle.

“Ini bukan main-main. Kaum anarkis jelek ini harus dihentikan segera. Bergerak cepat,” kata Trump melanjutkan tweet-nya.

Berbeda dengan dengan rumor yang beredar, para pejabat Seattle mengaku mereka tidak melihat indikasi bahwa wilayah yang diduduki dikoordinasikan oleh kelompok aktivis sayap kiri di bawah Antifa.

Durkan menyinggung soal bunker karena Trump dilaporkan sempat dilarikan ke ruang perlindungan bawah tanah ketika massa pengunjuk rasa kematian warga kulit hitam, George Floyd, mengepung Gedung Putih pada akhir Mei lalu.

Menurut sebuah sumber, Trump berlindung di bunker selama satu jam kemudian kembali ke ruangannya saat situasi mulai kondusif.

Hal itu pun jadi bahan ejekan netizen di media sosial. Mereka menyebut Trump sebagai ‘bunker boy’. Bahkan aksi ejek Trump ini pun ramai di Twitter dengan mengusung tagar #BunkerBoy.

Namun, beberapa hari kemudian Trump membantah bahwa dia diungsikan ke bunker. Menurut dia itu merupakan laporan palsu.

Gelombang protes di AS terjadi di seluruh negeri setelah kematian George Floyd.

Insiden tersebut langsung memicu kemarahan, tuntutan keadilan diserukan. Demonstrasi pertama kali pecah di Minneapolis sehari setelah kematian Floyd hingga akhirnya menyebar ke seluruh penjuru AS, bahkan dunia.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>