Ledakan di Fasilitas Nuklir Iran, Diduga karena Serangan Siber Israel


Ilustrasi bendera Iran, FOTO/IST

Sebanyak dua kali ledakan dikabarkan terjadi di fasilitas yang diduga pusat rudal dan pengayaan nuklir di Iran pekan ini. Ledakan ini diduga akibat serangan siber oleh Israel.

Surat kabar Kuwait, Al-Jareeda melaporkan dari seorang sumber yang tak ingin disebut namanya bahwa serangan siber Israel itu menyebabkan kebakaran di fasilitas pengayaan nuklir Natanz pada Kamis (2/7) dini hari.

Sejumlah ahli juga menganalisa bahwa kebakaran terjadi di fasilitas produksi rudal dan nuklir. Namun pejabat di bidang nuklir Iran tidak menjawab permintaan konfirmasi terkait hal ini.

Natanz diduga merupakan pabrik produksi sentrifus dan berada 7,6 meter di bawah tanah. Lokasinya tepatnya berada sekitar 250 kilometer bagian selatan Teheran

Setelah diserang, foto satelit memperlihatkan bangunan yang berada di atas tengah hangus dan rusak. Atap pada bangunan pun hancur karena ledakan.

Sehari setelahnya, sebuah jet tempur F-35 milik Israel membom kompleks produksi rudal di wilayah Parchin, Iran. Pesawat diduga berangkat dari Israel selatan.

Wilayah ini merupakan lokasi gudang persenjataan Iran. Menurut para analisis pertahanan, lokasi ini punya fasilitas terowongan bawah tanah. Foto satelit menunjukkan ratusan meter semak belukar hangus terbakar.

Lokasinya berada dekat dengan fasilitas rudal Khojir. Ledakan diduga juga menimpa sebuah fasilitas milik Grup Industri Shadid Bakeri yang membuat roket berbahan bakar padat.

Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington mengatakan Khojir mempunyai terowongan bawah tanah yang diduga digunakan untuk merakit senjata.

Badan Energi Atom Internasional juga sempat mencurigai Iran melakukan tes pemicu ledakan yang biasa digunakan senjata nuklir di sini. Sedangkan para pejabat Iran mengklaim lokasi ini sebagai pangkalan militer.

Times of Israel juga menyatakan belum ada konfirmasi mengenai insiden ini dari petinggi negara Israel. Namun serangan diduga berhubungan dengan kampanye sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran.

Program atom Iran mengkhawatirkan sejumlah negara barat sehingga menyebabkan kesepakatan nuklir Teheran 2015. Namun Presiden AS Donald Trump kemudian menarik diri dari perjanjian itu pada Mei 2018.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Iran Davood Abdi sebelumnya menyatakan ledakan itu datang dari gas bocor. Ia menyatakan tak ada korban dalam ledakan tersebut. Namun ia tidak menjelaskan lokasi ledakan maupun keterangan lebih lanjut.

Sedangkan BBC Persia mengatakan ada surat elektronik dari kelompok bernama Cheetahs of the Homeland yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Surat elektronik ini diterima sebelum kabar serangan di Natanz dibuka ke publik.

Kelompok tersebut mengaku sebagai aparat keamanan Iran yang membelot. Hingga kini klaim tersebut belum dapat dikonfirmasi. Ahli Iran pun menyatakan tak mengenal nama kelompok tersebut sebelumnya.

Disamping itu, serangan ini diduga buntut dari upaya Iran meretas infrastruktur air milik Israel pada April lalu. Namun upaya ini gagal dilakukan karena dihadang pertahanan siber Israel.

Jika langkah tersebut berhasil, diindikasikan Iran bisa mengganggu aliran air di seluruh Israel dengan meningkatkan kadar klorin.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>