Latihan di Laut China Selatan, AS Akan Kerahkan Kapal Induk


Kapal induk bertenaga nuklir Amerika Serikat, USS Theodore Roosevelt. Foto/REUTERS

Amerika Serikat akan mengerahkan dua kapal induk dan sejumlah kapal perang ke Laut China Selatan untuk ikut serta dalam latihan militer dalam beberapa hari ke depan.

“Grup Tempur USS Nimitz dan USS Ronald Reagan akan ikut serta dalam operasi di Laut Filipina dan Laut China Selatan,” ujar juru bicara Seventh Fleet AS, Joe Jeiley, seperti dikutip CNN, Sabtu (4/7).

Jeiley memastikan bahwa pengerahan kapal ini semata untuk melatih fleksibilitas para personel Angkatan Laut AS dalam menanggapi situasi di kawasan, tak ada kaitannya dengan politik maupun peristiwa dunia terkini.
“Kehadiran dua kapal induk ini bukan respons terhadap peristiwa dunia. Peningkatan kapabilitas merupakan salah satu dari banyak cara AS untuk meningkatkan keamanan, stabilitas, dan kesejahteraan di Indo-Pasifik,” tutur Jeiley.

Berdasarkan laporan CNN, latihan ini sudah direncanakan sejak lama, tapi memang jadwalnya bertepatan dengan China yang melakukan latihan di dekat kawasan sengketa di Kepulauan Paracel.

AS sendiri meminta China menghentikan latihan militer tersebut karena dianggap dapat membuat kawasan kian tidak stabil.

“Kementerian Pertahanan AS prihatin dengan keputusan Republik Rakyat China melakukan latihan di sekitar Kepulauan Paracel di Laut China Selatan pada 1-5 Juli,” demikian pernyataan Pentagon pada Kamis (2/7).

Pentagon menyatakan bahwa latihan militer yang dilakukan China ini merupakan “serangkaian aksi terbaru” Negeri Tirai Bambu “untuk menegaskan klaim maritim yang melanggar hukum dan merugikan negara-negara Asia Tenggara di Laut China Selatan.”

Laut China Selatan memang menjadi wilayah rawan konflik setelah Tiongkok mengklaim hampir 90 persen perairan kaya sumber daya alam itu.

Klaim tersebut tumpang tindih dengan sejumlah negara yang memiliki zona ekonomi eksklusif (ZEE) di Laut China Selatan, seperti Vietnam, Malaysia, Filipina, Brunei, hingga Taiwan.

AS mendesak semua pihak untuk menahan diri dan tidak melakukan kegiatan militer “yang dapat memantik perselisihan” di kawasan itu.

“Kami akan terus memantau kegiatan militer China di Laut China Selatan,” ujar Pentagon seperti dilansir AFP.

Menurut AS, latihan militer China itu menyalahi kesepakatan Bangkok dengan negara ASEAN yang tertuang dalam deklarasi perilaku atau Declaration of Conduct (DoC) 2002 terkait Laut China Selatan.

DoC memuat kesepakatan bahwa seluruh pihak bersengketa di LCS untuk tidak melakukan kegiatan yang menimbulkan eskalasi di perairan itu.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>