Garda Revolusi Iran Klaim Bangun Kota Rudal Bawah Tanah di Pesisir Teluk Persia


Ilustrasi bendera Iran, FOTO/IST

Angkatan bersenjata Garda Revolusi Iran mengklaim telah membangun kota rudal bawah tanah di sepanjang pesisir Teluk Persia.

Teheran menuturkan fasilitas rudal itu dibangun demi mengantisipasi ancaman musuh di kawasan.

“Iran telah membangun kota-kota rudal darat dan lepas pantai di sepanjang pantai Teluk Persia dan Teluk Oman yang akan menjadi mimpi buruk bagi musuh,” kata Kepala Angkatan Laut Garda Revolusi Iran, Laksamana Muda Ali Reza Tangsiri kepada koran mingguan Sobh-e Sadeq pada Minggu (5/6).

Tangsiri mengklaim Iran telah mempersenjatai seluruh wilayah selatan Iran, terutama di pesisir Teluk Persia dan Laut Oman. Tak hanya itu, dia menuturkan Iran telah mengerahkan 23 ribu personel di sepanjang pesisir pantai Iran sepanjang 2.200 kilometer.

“Seluruh daerah pesisir kami telah dipersenjatai dan seluruh kota bawah tanah milik angkatan bersenjata telah diperkuat dengan berbagai sistem pertahanan, pesisir pantai selatan Iran benar-benar sudah dipersenjatai secara menyeluruh,” paparnya seperti dikutip Gulf News.

Sangiri bahkan menambahkan bahwa Garda Revolusi Iran memiliki kota peluncuran rudal mengambang untuk berbagai tujuan pertahanan. Ia menuturkan Iran akan memamerkan situs pertahanan itu pada waktu yang tepat.

Sangiri juga menyinggung musuh bebuyutan Iran, Amerika Serikat, yang mengaku mengetahui situs-situs rudal bawah tanah. Namun, ia menganggap AS tak memiliki informasi akurat tentang situs-situs tersebut.

Dalam wawancara itu, Sangiri mengatakan bahwa Iran adalah “mimpi buruk Amerika” di kawasan.

“Kami hadir di mana-mana mulai dari Teluk Persia dan Laut Oman, dan di tempat mana pun yang tidak terpikirkan oleh mereka (musuh),” kata Sangiri.

Ia menambahkan bahwa selama ini Iran telah memata-matai seluruh perairan Teluk Persia dan memantau setiap kapal yang melintasi Selat Hormuz.

Pada 2019 lalu, Kementerian Pertahanan AS mengakui bahwa Iran memiliki fasilitas militer bawah tanah terbesar di Timur Tengah.

Namun, belakangan sejumlah situs militer tersebut mengalami kecelakaan, termasuk situs utama nuklir Iran, Natanz, di Provinsi Isfahan, pada pekan lalu.

Iran menuding Israel melakukan serangan siber terhadap situsnya itu hingga merusak sistem yang menyebabkan sejumlah ledakan.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>