Berita
Dalam Waktu Dekat, Militer AS Rilis Rudal Jelajah Nuklir Baru
Amerika Serikat berencana mengerahkan generasi baru rudal jelajah bersenjata nuklir yang diluncurkan dari laut. Pusat Senjata Nuklir Angkatan Udara AS menuturkan teknologi ini berhasil dibuat lebih awal setelah pembuatan desain, prototipe, dan pengembangan konseptual senjata tersebut berhasil rampung sebelum jadwal yang ditentukan. Pusat Senjata Nuklir Angkatan Udara merasa yakin bahwa teknologi pertahanan itu akan tiba […]

Amerika Serikat berencana mengerahkan generasi baru rudal jelajah bersenjata nuklir yang diluncurkan dari laut.
Pusat Senjata Nuklir Angkatan Udara AS menuturkan teknologi ini berhasil dibuat lebih awal setelah pembuatan desain, prototipe, dan pengembangan konseptual senjata tersebut berhasil rampung sebelum jadwal yang ditentukan.
Pusat Senjata Nuklir Angkatan Udara merasa yakin bahwa teknologi pertahanan itu akan tiba “sesuai jadwal”. Senjata yang dikenal sebagai Long Range Stand Off (LRSO) Weapon itu semula dijadwalkan rampung pada 2030.
Namun, akibat progres pembuatan yang berkembang lebih cepat dari jadwal, senjata tersebut bisa selesai lebih awal.
Senjata ini akan memberi komandan opsi yang lebih luas dalam menargetkan serangan. Sebab, rudal jelajah nuklir ini bisa dioperasikan tanpa perlu pesawat pengebom benar-benar memasuki wilayah musuh.
Dilansir Fox News, rudal jelajah nuklir yang diluncurkan dari udara ini mungkin termasuk beberapa senjata AS yang dapat mengirim balasan jika terjadi serangan nuklir besar terhadap AS.
Hal itu menjadikan LRSO ini berfungsi sebagai pertahanan terhadap serangan nuklir pertama.
Laporan Akuisisi Angkatan Udara AS 2018 menyatakan LRSO dirancang agar kompatibel dengan pesawat pengebom B-52 dan B-21 Raider.
LRSO akan dikembangkan untuk menggantikan AGM-86B Air-Launched Cruise Missile (ALCM) yang saat ini dapat ditembakkan dari pesawat pengebom B-52.
AGM-86B sendiri dinilai Angkatan udara AS sudah uzur untuk dipakai sebagai senjata pertahanan. AGM-86B pertama kali muncul dan dioperasikan pada awal 1980 dengan umur desain 10 tahun.
Sementara itu, beberapa ahli mengungkapkan kekhawatiran bahwa LRSO akan mengaburkan perbedaan antara serangan konvensional dan serangan nuklir. Hal itu dikhawatirkan berpotensi meningkatkan risiko perang nuklir.
-
OLAHRAGA16/03/2025
Marc Marquez Amankan Pole MotoGP Argentina, Alex Marquez Ikut Menggila
-
NASIONAL16/03/2025
Revisi UU TNI Picu Polemik, DPR: “jangan Khawatir Berlebihan”
-
NASIONAL16/03/2025
RUU TNI ‘Perluas Wewenang’, 17 Tugas Operasi Militer Selain Perang Siap Dilaksanakan
-
NASIONAL16/03/2025
Bazaar Murah Serentak! PAN Dorong Swasembada Pangan di Safari Ramadhan
-
POLITIK16/03/2025
Sri Mulyani Jadi Target Reshuffle? Menteri Ara: “Siapapun Harus Siap”
-
POLITIK16/03/2025
Rumah Ridwan Kamil Digeledah KPK, Ketum Golkar: “Kami Hormati Proses Hukum”
-
OASE16/03/2025
Masjid Tjia Khang Hoo: Simbol Harmoni Islam dan Budaya Tionghoa di Jaktim
-
JABODETABEK16/03/2025
Cuaca Jakarta Siap Menyambut Minggu: Berawan di Pagi Hari, Hujan Ringan Siang Harinya!