Jimmy Lai Sebut Soal Penangkapannya Hasil Uji Coba UU China


Penguasa media Jimmy Lai Chee-ying, pendiri Apple Daily (C) ditahan oleh unit keamanan nasional di Hong Kong pada 10 Agustus 2020. (Reuters / Tyrone Siu)

Taipan media Hong Kong Jimmy Lai menilai penangkapannya merupakan ‘latihan simbolis’ otoritas lokal terkait penerapan Undang-Undang Keamanan Nasional oleh China.

Melalui penangkapan dirinya pada Senin (10/8) lalu, pemerintah dinilai ingin menunjukkan bahwa UU tersebut benar-benar telah berlaku.

“Selalu ada harga yang harus dibayar. Saya berjuang (untuk demokrasi) selama bertahun-tahun. Saya akan lanjutkan karena tanpa kebebasan, kita tidak memiliki apa-apa lagi,” ucap Lai saat diwawancara CNN.

Lai karena dicurigai kolusi dengan pasukan asing untuk konspirasi dan dianggap membahayakan keamanan nasional. Sekitar 200 petugas menggerebek kantor surat kabar pro-demokrasi, Apple Daily, dan menyita puluhan kotak dokumen.

Selama ini, ia termasuk tokoh dihormati dan dianggap menjadi standar gerakan demokrasi Hong Kong oleh banyak orang. Lewat media miliknya, ia juga kerap menyuarakan gerakan pro demokrasi Hong Kong.

Namun, tak sedikit pula yang menudingnya sebagai agen Amerika Serikat karena kedekatannya dengan AS.

Terlepas dari segala tudingan tersebut, Lai meyakini bakal mendapatkan proses persidangan yang adil. Hal tersebut dikarenakan Partai Komunis China (PKC) sedang berusaha meyakinkan komunitas bisnis internasional bahwa hukum itu ditegakkan.

Jimmy Lai mendirikan Apple Daily pada 1995. Di bawah pimpinannya, Apple Daily berperan aktif dalam melaporkan aksi pro-demokrasi sejak tahun lalu. Tak hanya itu, tabloid tersebut juga menyuarakan ajakan kepada masyarakat untuk ikut aksi lewat halaman pertamanya dan ikut membagikan poster saat aksi.

Namun, aksi protes terjadi semakin tegang dengan penyerbuan kawasan legislatif, mengepung universitas, hingga berujung penutupan bandara. Lai bersikukuh menyatakan tak pernah terlibat dalam gerakan kemerdekaan di Hong Kong atau menyerukan kekerasan untuk mencapai demokrasi.

“Saya hanya ingin orang-orang memiliki hak untuk menjaga supremasi hukum dan kebebasan berbicara. Kami tak pernah memainkan kekerasan. Kami tidak pernah bisa lebih kejam daripada mereka yang memiliki senjata dan tank,” tuturnya.

Pada Senin (10/8), polisi datang ke rumah Lai. Dalam wawancara khusus bersama CNN, Lai mengaku tenang ketika melihat polisi tersebut merupakan warga Hong Kong. UU Keamanan Nasional mengatur beberapa kasus akan diproses di China meski tak ada definisi yang jelas dari aturan tersebut.

Kala itu, polisi mengambil sejumlah dokumen seperti surat bahkan komputer istri dari rumah Lai. Setelah dirinya ditangkap, ia dibawa ke ruang redaksi Apple Daily serta kapal pesiarnya untuk proses pencarian.

Menurut Apple Daily, Lai dibebaskan dengan jaminan setara dengan US$64,5 ribu atau sekitar Rp962,1 juta (US$1=Rp14,9 ribu).

Penangkapan Jimmy Lai merupakan yang pertama kali dilakukan sejak pemberlakuan undang-undang kontroversial tersebut pada awal Juli lalu

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>