Kisah Abu Bakar, Senior para Sahabat


Ilustrasi Foto: Istimewa

Mempercayai sesuatu hal yang baru merupakan tindakan sulit yang dilakukan oleh seseorang. Terlebih lagi dalam hal kepercayaan yang menjembatani antara dia dengan Rabb-nya. Kepercayaan ini adalah keimanan. Sulit bukan main dan perlu juga sinyal dari Rabb-nya jika memang ini benar. Terutama kepada orang-orang yang percaya dan tidak memandang kuantitas namun kualitas. Sudah pasti ia mempunyai kualitas keimanan yang tinggi.

Inilah dia Abu Bakr Asshidiq. Sahabat Rasulullah yang termasuk Awai’il (pertama) dalam mengimani Allah dan RasulNya.

Abu Bakar Asshiddiq mempunya nama asli Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Tayyim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay Al Quraisyi At Tamim. Beliau dilahiarkan 2 tahun 6 bulan setelah tahun gajah. Menurut buku sejarah yang ditulis Syaikh Abdurrahman bin Abdillah Assuhaim hafidzahullah, Abu Bakar memiliki ciri fisik berkulit putih, kurus badanya, memiliki rambut yang lebat, dan dahinya muncul. Beliau terkenal lemah lembut dan sangat sopan.

Dahulu ia bernama Abdul Ka’bah. Dan setelah masuk Islam Rasulullah memberikan nama Abdullah kepadanya.

Setelah Rasulullah menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, beliau tinggal dan bertetangga dengan Abu Bakar. Dari sinilah awal mereka saling berkenalan dan mengetahui satu sama lain.

Terlebih lagi, mereka sama-sama sebagai pedagang. Maka hubungan mereka semakin dekat. Dikalangan penduduk Makkah, Abu Bakar terkenal sebagai seorang yang bijaksana, bisa menjadi hakim, dan sangat amanah. Beliau juga merupakan pedagang yang sukses.

Abu Bakar menerima dakwah Islam langsung dari Nabi Muhammad. Seketika beliau melanjutkan dakwahnya kepada sahabat-sahabat yang lain seperti Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan tokoh-tokoh penting lainya. Abu Bakar sangat setia menemani dakwah Rasulullah. Kemanapun Rasulullah berada di situ juga ada Abu Bakar.

Abu Bakar mendapatkan laqob As-shiddiq karena beliau selalu mengimani dan membenarkan apa yang ada pada diri Rasulullah. Disaat banyak orang meragukan kebenaran Rasulullah, maka Abu Bakar adalah orang pertama yang membenarkan dengan lantang.

Di masa Islam mengalami siksaan di Makkah pun Abu Bakar ikut merasakanya. Ketika Rasulullah memerintahkan umat Islam untuk hijrah ke Madinah, Rasulullah berangkat dengan terpisah dari rombongan dan Abu Bakarlah yang menemani beliau. Bahkan dikisahkan ketika berada didalam gua, Abu Bakar melindungi Rasulullah dari hewan yang berbisa. Dia tidak ingin Rasulullah terluka sedikitpun. Dia ingin mencukupi penderitaan Rasulullah.

Cintanya begitu besar karena keimanan yang juga sangat kuat kepada Allah dan rasulNya. Dia rela mengerahkan seluruh hartanya untuk berjuang di agama ini. Pernah suatu ketika umat Islam dibaikot di Makkah selama 3 tahun. Abu Bakar merupakan salah satu yang membiayai seluruh kebutuhan kaum Muslimin di Makkah.

Selanjutnya Abu Bakar selalu mendampingi Rasulullah di setiap perangnya. Hubungan mereka semakin dekat ketika Rasulullah menikahi anaknya yaitu Aisyah binti Abu Bakar. Aisyah termasuk salah satu istri kesayangan Rasulullah yang cantik nan cerdas.

Abu Bakar tak henti-hentinya mendakwahkan islam bersama Rasulullah. Dia merupakan pengikut, bahkan teman yang sangat setia bagi Rasulullah. Suatu saat Rasulullah sakit dan tidak bisa mengimami jamaahnya di masjid. Selama Rasulullah sakit Abu Bakar ditunjuk oleh Rasulullah menggantikanya. Abu Bakar tetap setia hingga wafat sahabat dan Rasul-Nya tiba.

Abu Bakar begitu tabah menghadapi wafatnya Rasulullah. Bahkan dia pun menyadarkan Umar bin Khattab yang kala itu benar-benar emosi mendengar jika ada yang bilang Rasulullah wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah terjadi musyawarah untuk menentukan siapa yang akan menjadi khalifah. Kemudian perwakilan Anshor dan Muhajirin berkumpul untuk membahas hal ini. Dan jatuhlah kesepakatan mereka bahwa yang akan menjadi Khalifah adalah Abu Bakar As-Siddiq. Di baiatlah Abu Bakar menjadi khalifah mengantikan Rasulullah untuk memimpin negara dan kaum ini.

Abu Bakar memberikan pidato yang luar biasa dalam pengangkatanya. Dia menegaskan umat muslim tidak wajib mematuhinya apabila kebijakan yang ia buat menyimpang dari ajaran Allah dan Rasulunya.

Abu Bakar memerintah menjadi khalifah selama kurang lebih dua tahun. Prof. Ali Muhammad Ash-Shalabi menuliskan dalam Biografi Abu Bakar Asshidiq, semasa kepemimpinan beliau, beberapa penaklukkan telah dilakukan. Pertama ia mampu memasuki Iraq dan mengambil alih beberapa daerah di sana. Kedua adalah Syam. Pada masa kekhalifahan Abu Bakar sudah dimulai memasuki Syam dan menaklukan daerah-daerah besar di sana. Dan beliau berhasil menaklukan Persia dan Byzantium.

Menjelang di akhir hayatnya Abu Bakar mengalami sakit yang kian hari semakin memburuk. Akhirnya ia kembalikan urusan pemerintahan kepada kaum Muslimin. Dan pada akhirnya Abu Bakar memilih Umar bin Khattab. Di detik-detik akhir hidupnya Abu Bakar bertanya kepada Aisyah.r.a. “Berapa kain kafan untuk menutupi Rasulullah”? Aisyah menjawab “3”. Kemudian Abu Bakar tertuju kepada kain putih yang biasa menyelimuti dirinya.

Dan menyuruh Aisyah mencucinya untuk dijadikanya kain kafan. Aisyah bertanya kepada ayahnya, “tapi kan ini telah usang?” Abu Bakar menjawab, “orang yang masih hidup lebih berhak atas pakaian yang baru dari pada orang mati.” Abu Bakar wafat pada tanggal 8 Jumadil Akhir 13 H. Abu Bakar dimakamkan di dekat Rasulullah yang terletak di rumah Aisyah r.a.

Selesai sudah perjalanan seorang sahabat yang setia menemani perjuangan Rasulullah di muka bumi ini. Dilanjutkan dengan perjuangan dia memimpin kaum muslimin sebagai khalifah. Umat Islam sangat merindukan sosok seperti Abu Bakar As-Shidiq.Tentunya sosok seperti beliau telah mewakili bagaimana karakter seorang muslim. Dan semoga akan terus ada pejuang-pejuang seperti beliau yang menegakkan kalimat Tauhid di bumi Allah ini.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>