Berita
Berselisihan Dengan Yunani, Turki Berencana Perpanjang Latihan Perang di Laut Mediterania
Angkatan Laut Turki berencana memperpanjang latihan perang dengan tembakan langsung di Laut Mediterania Timur pekan depan, di tengah perselisihan dengan Yunani atas hak eksplorasi energi di perairan yang disengketakan tersebut. Dilansir AFP, Jumat (28/8), penasihat yang ditunjuk oleh Angkatan Laut Turki pada Kamis (27/8) mengumumkan bahwa latihan tembak akan dilakukan pada 1-2 September di lepas […]

Angkatan Laut Turki berencana memperpanjang latihan perang dengan tembakan langsung di Laut Mediterania Timur pekan depan, di tengah perselisihan dengan Yunani atas hak eksplorasi energi di perairan yang disengketakan tersebut.
Dilansir AFP, Jumat (28/8), penasihat yang ditunjuk oleh Angkatan Laut Turki pada Kamis (27/8) mengumumkan bahwa latihan tembak akan dilakukan pada 1-2 September di lepas pantai Mediterania di selatan Turki, timur laut Siprus.
Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar, menggambarkan latihan itu “terkait keamanan”.
Turki dan Yunani merupakan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Keduanya sama-sama mengklaim hak maritim di bagian laut yang diketahui memiliki cadangan gas lepas pantai.
Ketegangan meningkat pada bulan ini setelah Yunani menandatangani pengaturan perbatasan maritim dengan Mesir, yang membentuk zona ekonomi eksklusif di wilayah yang sama di perairan Mediterania yang diklaim Turki sebagai miliknya.
Setelah kesepakatan Mesir-Yunani, Turki mengumumkan akan memperpanjang misi eksploitasi kapal penelitian seismik dan kapal angkatan laut yang mengawalnya antara pulau Kreta dan Siprus.
Yunani menanggapi pengumuman itu dengan menjadwalkan latihan angkatan laut terdekat di lepas pantai Kreta.
Pada Rabu lalu, Prancis mengatakan akan bergabung dengan Italia, Yunani, dan Siprus dalam manuver militer mereka di perairan tersebut. Uni Emirat Arab (UEA) juga mengirim jet tempur F-16 ke Kreta untuk latihan bersama dengan Yunani.
Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, yang sempat bertemu Turki dan Yunani pada Selasa untuk berupaya meredakan krisis, telah meminta semua pihak untuk mengakhiri latihan militer mereka di perairan yang diperebutkan itu.
“Kami membutuhkan solusi diplomatik untuk konflik ini… tidak ada yang akan menyelesaikan konflik ini dengan kapal perang di Mediterania Timur,” ujar Maas dalam pertemuan informal dengan para menteri luar negeri Uni Eropa di Berlin.
Sebagian besar anggota Uni Eropa (UE) berpihak pada Yunani. Associated Press melaporkan bahwa para pejabat UE sedang memperdebatkan berbagai opsi untuk mencegah konfrontasi militer antara kedua negara itu, termasuk memberi sanksi kepada Turki dan membekukan pencalonannya untuk blok 27 anggota.
-
NASIONAL15/03/2025
RUU TNI Diprotes: Ancaman Dwi Fungsi dan Militerisme Bangkit Kembali
-
NASIONAL15/03/2025
Eddy Soeparno: Pemenuhan Energi Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8%
-
MULTIMEDIA15/03/2025
FOTO: LRT Jakarta Gelar Kompetisi Menata Hijab
-
POLITIK15/03/2025
Dasco Tegaskan: Isu Sri Mulyani Mundur Usai Temui Prabowo Tidak Berdasar
-
JABODETABEK15/03/2025
KPK Tangkap 8 Pejabat di Kabupaten OKU dalam Operasi Tangkap Tangan
-
JABODETABEK15/03/2025
Setelah Dipecat, Sandi Butar Butar Kembali Bekerja di Damkar Depok atas Perintah Gubernur Jabar
-
JABODETABEK15/03/2025
Trauma Mendalam: Ayah di Bekasi Tega Perkosa Putri Kandungnya Sendiri Hingga 20 Kali
-
OASE15/03/2025
Masjid Hidayatullah: Menyimak Sejarah Multikultural Jakarta dalam Arsitektur Tua yang Penuh Makna