Berita
PBB Ungkap Korut Melanggar Sanksi Program Nuklir
PBB mengungkapkan bahwa Korea Utara melanggar sanksi terkait program nuklir. Pelanggaran yang dilakukan berupa melampaui batasan impor minyak bumi dan mengirim tenaga kerja ke luar negeri. Dewan Keamanan PBB mengatakan batas tahunan 500.000 barel untuk impor produk minyak sulingan telah dilanggar hanya dalam lima bulan pertama tahun 2020 oleh Korut. Sementara itu, ada sebuah laporan […]
PBB mengungkapkan bahwa Korea Utara melanggar sanksi terkait program nuklir. Pelanggaran yang dilakukan berupa melampaui batasan impor minyak bumi dan mengirim tenaga kerja ke luar negeri.
Dewan Keamanan PBB mengatakan batas tahunan 500.000 barel untuk impor produk minyak sulingan telah dilanggar hanya dalam lima bulan pertama tahun 2020 oleh Korut.
Sementara itu, ada sebuah laporan yang mengungkapkan bahwa jumlah impor minyak ke negara otoriter tersebut jauh lebih banyak.
“Republik Demokratik Rakyat Korea dan kapal berbendera asing terus memberi andil bagi Korut untuk melanggar sanksi tersebut,” kata para ahli PBB dikutip dari AFP, Selasa (29/9).
Laporan itu tidak menyebutkan negara mana saja yang mengekspor bahan minyak ke Korut. Tapi di sana terungkap Korut juga mengimpor barang-barang mewah seperti mobil hingga alkohol.
China dan Rusia, sekutu utama Pyongyang menolak temuan itu.
Laporan PBB menyatakan Korut terus mengabaikan resolusi Dewan Keamanan melalui ekspor batubara laut illegal, meskipun ekspor tersebut sempat berhenti antara akhir Januari dan awal Maret 2020.
Selain itu, laporan PBB menyebut ada pesepakbola profesional Han Kwang Song dipindahkan dari klub Serie A Juventus ke Al-Duhail di Qatar pada bulan Januari.
Penyerang berusia 22 tahun itu mendapat bayaran sekitar $607.000 per tahun oleh Juventus antara 2018 dan Januari 2020.
Ia akan menerima lebih dari $5 juta selama lima tahun ke depan dari tim barunya di bawah kontrak multi-tahun.
Sanksi PBB mengharuskan negara-negara anggota untuk memulangkan warga Korea Utara yang bekerja di luar negeri, dengan tenggat waktu untuk melakukannya pada Desember 2019.
Namun laporan menyatakan hanya sekitar 40 negara yang telah menyerahkan laporan tentang upaya untuk mengirim kembali warga Korut.
Korut telah menjadi subjek sanksi PBB sejak 2006 akibat ambisi pengembangan program nuklir dan rudal balistik.
DK PBB selama ini berupaya memperkuat sanksi terhadap Korut demi memotong pemasukan terhadap negara itu yang diduga digunakan untuk mengembangkan teknologi senjata kimia tersebut.
Korut sempat berencana melucuti senjata nuklir dan rudal, terutama setelah pertemuan tinggi antara Kim Jong-un dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di Singapura pada Juni 2018 lalu.
Korut bahkan sempat meledakkan terowongan di lokasi uji coba nuklir utama negara itu, Punggye-ri. Meski begitu, Korut tak mengizinkan ahli internasional untuk menyaksikan langsung pembongkaran situs nuklir tersebut.
Namun, sejak itu, pembicaraan denuklirisasi antara Korut-AS mandeg. Relasi kedua negara bahkan kembali merenggang dalam beberapa bulan terakhir.
-
EKBIS24/04/2025 09:45 WIB
Rupiah ‘Lemes’ di Pembukaan 24 April 2025, Dolar AS Masih Sulit Ditaklukkan
-
NUSANTARA24/04/2025 15:30 WIB
Mantan Kepala BPN Kolaka Diduga Gelapkan Dua Sertifikat Tanah Warisan Ahli Waris
-
EKBIS24/04/2025 09:15 WIB
Pembukaan Pasar 24 April 2025: IHSG Melejit Kuat, Lanjutkan Reli Ditopang Optimisme Pasar
-
EKBIS24/04/2025 08:30 WIB
Harga BBM Terbaru 24 April 2025: Mayoritas SPBU Tahan Harga, Cek Daftar Lengkap di Sini
-
OASE24/04/2025 05:00 WIB
Alasan Mengapa ‘Induk Alquran’ Duduk Manis di Awal Mushaf
-
JABODETABEK24/04/2025 05:30 WIB
Cuaca Jakarta 24 April: Ada Kejutan Hujan di Tengah Hari?
-
EKBIS24/04/2025 10:30 WIB
Dompet Bisa Lebih Tebal? Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari Ini
-
NASIONAL24/04/2025 11:00 WIB
Gara-Gara Bakar Mobil Polisi, DPR Desak Pemerintah Sikat Habis Ormas Preman