Potensi Politik Uang di Pilkada 2020 Meningkat


Ilustrasi, Foto: Istimewa

AKTUALITAS.ID – Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan, menganalisa potensi politik uang di Pilkada 2020 akan meningkat. Hal itu disebabkan dampak Covid-19 yang membuat ekonomi masyarakat sulit atau penurunan pendapatan.

“Dari bulan Mei sampe dengan Oktober 2020, kalau lembaga survei bertanya ke masyarakat secara nasional bagaimana tingkat pendapatan rumah tangga Anda? 70 persen mengatakan pendapatan rumah tangga kami turun, dari 70 persen itu turunnya banyak sekali,” katanya dalam diskusi potensi dan jalan keluar dari kerawanan Pilkada 2020, Selasa (17/11/2020).

Dia menambahkan, riset-riset terkait pilkada 2020 di berbagai daerah menunjukkan hal serupa. Artinya, masyarakat sedang susah dan mengharapkan sesuatu.

“Itu artinya potensi untuk makin tolerannya masyarakat terhadap jual beli suara dan potensi makin tergodanya para kandidat untuk menggunakan uang dalam proses pilkada itu sangat besar,” ujarnya.

Djayadi menuturkan, riset LSI di berbagai daerah menunjukkan ada tren peningkatan toleransi masyarakat terhadap politik uang. Dalam survei-survei nasional sering ditemukan bahwa toleransi masyarakat terhadap politik uang di angka 30 persen.

Tetapi, lanjut dia, sekarang di banyak daerah angka tersebut justru meningkat. Bahkan, ada daerah yang toleransi terhadap politik uangnya hingga di angka 80 persen.

“Untuk Pilkada ini, biasanya yang sebelumnya itu ya 30-an persen, ini di atas 50 bahkan sampai 80 persen, artinya kandidatnya juga harus siap siap dengan ledakan politik uang dan penyelenggara pemilu harus siap-siap juga,” tandasnya.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>