Berita
Ulama UEA Cap Ikhwanul Muslimin Sebagai Teroris
Majelis Fatwa Uni Emirat Arab (UEA) mengikuti jejak cendekiawan Arab Saudi dengan menyatakan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris. Majelis Cendekiawan Arab Saudi pada awal November juga menyatakan hal yang sama. “Majelis Fatwa UEA menyatakan dukungan penuh terhadap pernyataan Majelis Cendekiawan Saudi yang memperkuat keputusan pemerintah UEA dan Arab Saudi, yang menyatakan Ikhwanul Muslimin adalah organisasi […]

Majelis Fatwa Uni Emirat Arab (UEA) mengikuti jejak cendekiawan Arab Saudi dengan menyatakan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris.
Majelis Cendekiawan Arab Saudi pada awal November juga menyatakan hal yang sama.
“Majelis Fatwa UEA menyatakan dukungan penuh terhadap pernyataan Majelis Cendekiawan Saudi yang memperkuat keputusan pemerintah UEA dan Arab Saudi, yang menyatakan Ikhwanul Muslimin adalah organisasi teroris karena mendukung kelompok yang menggunakan kekerasan, bersengketa dengan pemimpin dan tidak patuh,” demikian isi pernyataan itu seperti dilaporkan kantor berita UEA, WAM, dan dikutip Middle East Eye, Kamis (26/11).
Keputusan Majelis Fatwa UEA disampaikan dalam rapat virtual, yang dipimpin ulama asal Mauritania, Syekh Abdullah bin Bayyah, yang juga ketua lembaga itu.
Lembaga itu berdiri sejak 2018 dan bertanggung jawab menerbitkan fatwa.
Dalam mengambil keputusannya, Majelis Fatwa UEA juga menyitir ayat Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad S.A.W.
“Tidak diperbolehkan bersumpah setia terhadap orang lain di samping pemimpin negara atau ‘Amir bayangan’,” lanjut pernyataan Majelis Fatwa UEA.
Pemerintah Arab Saudi, Mesir, UEA dan Bahrain menolak aktivitas dan kehadiran Ikhwanul Muslimin.
Organisasi itu didirikan Hasan al-Banna pada 1928 di Mesir.
Pada 12 November lalu, Ikatan Cendekiawan Arab Saudi menyatakan gerakan dan organisasi Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris.
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi lebih dulu menyatakan hal serupa pada Maret 2014 silam.
Mereka juga menyatakan bahwa Ikhwanul Muslimin adalah organisasi sesat yang tidak menaati penguasa yang sah, memicu perselisihan, menyembunyikan perbuatan kotor di bawah kedok agama, dan mempraktikkan kekerasan dan terorisme.
“Ikhwanul Muslimin tidak menunjukkan ketertarikan untuk mengikuti ajaran Islam atau Sunnah dan hadits, tetapi lebih bertujuan untuk mencapai kekuasaan,” lanjut Ikatan Cendekiawan Saudi.
Juru Bicara Ikhwanul Muslimin, Talaat Fahmy, membantah seluruh tuduhan itu.
“Ikhwanul Muslimin jauh dari tindak kekerasan, terorisme dan penyebaran perpecahan di antara komponen bangsa. Kelompok yang sama sekali jauh dari tindak kekerasan dan terorisme, (malah) selalu menjadi korban kekerasan dan teror kediktatoran,” kata Fahmy.
-
NUSANTARA24/04/2025 15:30 WIB
Mantan Kepala BPN Kolaka Diduga Gelapkan Dua Sertifikat Tanah Warisan Ahli Waris
-
EKBIS24/04/2025 09:45 WIB
Rupiah ‘Lemes’ di Pembukaan 24 April 2025, Dolar AS Masih Sulit Ditaklukkan
-
EKBIS24/04/2025 09:15 WIB
Pembukaan Pasar 24 April 2025: IHSG Melejit Kuat, Lanjutkan Reli Ditopang Optimisme Pasar
-
EKBIS24/04/2025 08:30 WIB
Harga BBM Terbaru 24 April 2025: Mayoritas SPBU Tahan Harga, Cek Daftar Lengkap di Sini
-
NASIONAL24/04/2025 11:00 WIB
Gara-Gara Bakar Mobil Polisi, DPR Desak Pemerintah Sikat Habis Ormas Preman
-
EKBIS24/04/2025 10:30 WIB
Dompet Bisa Lebih Tebal? Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari Ini
-
POLITIK24/04/2025 12:00 WIB
Cak Imin Tegaskan Perintah Prabowo “Rapatkan Barisan” Bukan untuk Pilpres 2029
-
NUSANTARA24/04/2025 12:30 WIB
Gunung Gede-Pangrango Buka Lagi, Tapi Ada Zona Terlarang untuk Pendaki