Berita
BI Sebut Ekonomi Indonesia Mampu Bersaing Dengan China
AKTUALITAS.ID – Bank Indonesia (BI) menyebut ekonomi RI sebetulnya mampu tumbuh di level 7 persen dan bersaing dengan China, Vietnam, dan India. Pasalnya, Indonesia punya potensi untuk tumbuh hampir 2 persen lagi dari capaian normal yang saat ini berada di kisaran 5 persen. “Apakah mungkin Indonesia tumbuh seperti China, Vietnam, India yang pernah tumbuh sampai […]

AKTUALITAS.ID – Bank Indonesia (BI) menyebut ekonomi RI sebetulnya mampu tumbuh di level 7 persen dan bersaing dengan China, Vietnam, dan India. Pasalnya, Indonesia punya potensi untuk tumbuh hampir 2 persen lagi dari capaian normal yang saat ini berada di kisaran 5 persen.
“Apakah mungkin Indonesia tumbuh seperti China, Vietnam, India yang pernah tumbuh sampai 7-8 persen? Kalau dikatakan mungkin, bisa. Kita pernah mengalami pertumbuhan tinggi, pertumbuhan kredit sampai 35 persen pernah,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Jatim Difi Ahmad Johansyah pada East Java Investival 2020, Kamis (26/11).
Namun, dia menilai Indonesia tak seperti ketiga negara tersebut yang mampu mencetak pertumbuhan tinggi dan mengendalikan faktor ekonomi makro mereka.
Dia bilang dengan pertumbuhan relatif tinggi, berbagai ‘penyakit’ juga akan mulai bermunculan karena Indonesia belum mampu mengendalikan defisit transaksi berjalan (current account deficit) dan laju inflasi.
Difi bilang kedua persoalan tersebut bakal mengganjal Indonesia untuk dapat mempertahankan pertumbuhan PDB tinggi.
Munculnya ‘penyakit’ ini dikatakan Difi berasal dari ketergantungan RI terhadap barang impor terutama di sektor elektronik, bahan kimia, dan makanan minuman (mamin).
Jika pertumbuhan ekonomi naik, Indonesia yang belum mampu memenuhi kebutuhannya sendiri pun otomatis akan memperlebar impor. Ini akan diikuti oleh inflasi atau naiknya harga produk.
Selama RI belum mampu menyeimbangkan laju impor-ekspor dan menekan inflasi, ia menilai pertumbuhan di atas 5 persen tak akan tahan lama.
“Jadi saya katakan Indonesia mungkin tumbuh 7 persen tapi tidak akan tahan lama, mohon maaf saya sampaikan,” jelasnya.
Dia menganalogikan perekonomian Indonesia dengan mobil berkapasitas (cubical centimeter/CC) kecil karena belum landasan yang kuat. Jika dipaksa melaju cepat, yang ada malah tidak selamat.
“Oleh karena itu kalau kita mau lari kencang, harus tingkatkan CC ekonomi kita,” kata dia.
Salah satu hal yang dilihat Difi terus diusahakan pemerintah dalam mewujudkan landasan ekonomi yang tangguh adalah lewat pembangunan infrastruktur.
Pasalnya, infrastruktur tak hanya memperlancar masuknya investasi namun juga mobilitas manusia dan barang/jasa. “Itu lah perbaikan infrastruktur yang dilakukan untuk membuat landasan ekonomi kita kuat,” tutupnya.
-
EKBIS22/04/2025 08:30 WIB
Pertamax Rp12.500/Liter! Simak Daftar Lengkap Harga BBM Terbaru di Seluruh SPBU Indonesia
-
NUSANTARA22/04/2025 11:45 WIB
Kewenangan Daerah Dipertanyakan, Dedi Mulyadi ‘Overlapping’ dengan Bupati/Wali Kota?
-
POLITIK22/04/2025 12:00 WIB
Relawan 98 Tolak Desakan Pemberhentian Wapres
-
EKBIS22/04/2025 09:30 WIB
Dolar AS di Zona Merah, Tapi Kenapa Rupiah Justru Melemah 0,27% Pagi Ini?
-
EKBIS22/04/2025 09:15 WIB
IHSG Menguat Tipis, Berbeda dengan Tren Global
-
EKBIS22/04/2025 09:45 WIB
Dompet Auto Tebal! Harga Emas Antam di Pegadaian Tembus Rp2 Juta per Gram
-
EKBIS22/04/2025 11:15 WIB
Harga Minyak Kembali Melemah Tertekan Harapan Kesepakatan Nuklir AS-Iran
-
JABODETABEK22/04/2025 16:30 WIB
Jakarta Timur Rawan Kebakaran, BPBD DKI Imbau Warga Cek Instalasi Listrik