Berita
Khawatiran Penemuan Virus Corona Jenis Baru, Harga Minyak Dunia Kembali Turun
AKTUALITAS.ID – Harga minyak dunia kembali turun pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Salah pemicunya yaitu para pedagang yang semakin khawatir atas lemahnya permintaan bahan bakar setelah ditemukannya virus corona jenis baru di Inggris. Kondisi ini mendorong pembatasan mobilitas masyarakat. Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari turun 83 sen atau 1,6 persen, menjadi […]
AKTUALITAS.ID – Harga minyak dunia kembali turun pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Salah pemicunya yaitu para pedagang yang semakin khawatir atas lemahnya permintaan bahan bakar setelah ditemukannya virus corona jenis baru di Inggris. Kondisi ini mendorong pembatasan mobilitas masyarakat.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari turun 83 sen atau 1,6 persen, menjadi ditutup pada USD 50,08 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari berkurung 95 sen atau 2,0 persen menjadi menetap di USD 47,02 per barel.
Kedua kontrak acuan jatuh hampir tiga persen pada Senin (21/12/2020), sebagian menghapus keuntungan baru-baru ini yang didorong oleh peluncuran vaksin Covid-19, yang dipandang sebagai kunci untuk memungkinkan kembali ke kehidupan normal.
Deteksi varian baru virus corona mendorong beberapa negara menutup perbatasannya dengan Inggris. BBC mengutip Menteri Eropa Prancis mengatakan bahwa kedua negara akan mengumumkan kesepakatan untuk memulai kembali pengiriman pada Rabu waktu setempat.
Harga minyak Brent sempat memuncak mencapai USD 52,48 per barel, tertinggi sejak Maret pada Jumat lalu (18/12/2020). Harga kemudian turun di tengah kekhawatiran tentang penyebaran virus. Beberapa melihat potensi harga turun lebih jauh.
“Kelesuan liburan telah terjadi pada minyak,” kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.
“Sekarang kami telah menyelesaikan stimulus, dan kami masih memiliki kekhawatiran tentang jenis baru virus,” katanya.
Minyak mendapat dukungan dari persetujuan Kongres AS atas paket bantuan virus corona senilai USD 892 miliar setelah beberapa bulan tidak bertindak.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, akan meningkatkan produksi sebesar 500.000 barel per hari pada Januari. Belum ada tanda-tanda keraguan yang disebabkan oleh penurunan harga tersebut.
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak pada Senin (21/12) mengatakan kenaikan produksi seharusnya tidak mengakibatkan kelebihan produksi.
-
NUSANTARA06/12/2025 12:30 WIBDikepung Banjir dan Longsor, Pemkab Bandung Tetapkan Status Tanggap Darurat 14 Hari
-
RAGAM06/12/2025 20:00 WIBPetroChina Fhising Club – WMI Gelar Fishing Gathering dan Santunan Anak Yatim
-
JABODETABEK07/12/2025 07:30 WIBPerpanjangan SIM di Jakarta Hari Ini: Cek Lokasi dan Biaya
-
JABODETABEK07/12/2025 05:30 WIBAwas! Cuaca Ekstrem Mengancam Jakarta Minggu 7 Desember 2025
-
OASE07/12/2025 05:00 WIBKeutamaan Surat Al Qamar: Mukjizat Terbelahnya Bulan Rasulullah dan Khasiat Memudahkan Urusan
-
NASIONAL06/12/2025 17:00 WIBJelaskan Soal Kisruh PBNU Gus Yahya Sambangi Kiai Sepuh di Jombang
-
NASIONAL06/12/2025 23:00 WIBPetugas yang Tangkap WNA Penyelundup Nikel di IWIP, Dapat Apresiasi dari Menhan
-
NASIONAL07/12/2025 07:00 WIBAria Bima: PPHN Wajib Dihidupkan Agar Visi Presiden Selaras dengan Konstitusi