Alasan Keamanan, Anggota Kerajaan & Mantan Kepala Pengadilan Yordania Ditangkap


Seorang anggota kerajaan Yordania Hassan bin Zaid dan mantan kepala pengadilan kerajaan Basem Awadallah ditangkap pada Sabtu karena “alasan keamanan”, menurut kantor berita pemerintah Yordania, Petra, dan mantan putra mahkota mengatakan dia diminta tidak meninggalkan rumah.

Petra tidak menyertakan rincian informasi tambahan terkait penangkapan anggota kerajaan tersebut, namun menambahkan penyelidikan sedang berlangsung.

Hassan Zaid adalah sepupu jauh Raja Abdullah II. Kakakknya, Ali bin Zaid, seorang pejabat intelijen terbunuh bersama tujuh anggota operasi CIA dalam bom bunuh diri pada 2010 di Khost, Afghanistan.

Mantan putra mahkota Hamzah bin Hussein, saudara tiri Raja Abdullah II, mengklaim dalam sebuah pernyataan video yang didapatkan BBC, dia diisolasi, komunikasinya diputus, dan diminta militer tidak melarikan diri, mengatakan dia ditempatkan dalam tahanan rumah.

Pangeran Hamzah adalah putra tertua mendiang Raja Hussein dan istrinya Ratu Noor, dan merupakan saudara tiri Raja Abdullah.

“Saya mendapat kunjungan dari Kepala Staf Jenderal Pasukan Bersenjata Yordania pagi ini, di mana dia mengabarkan bahwa saya tidak diizinkan keluar untuk berkomunikasi dengan orang-orang atau bertemu mereka, karena dalam pertemuan-pertemuan yang saya hadiri atau di media sosial yang berkaitan dengan kunjungan saya, ada kritik untuk pemerintah atau Raja,” jelas Pangeran Hamzah dalam video tersebut, dilansir CNN, Minggu (4/4).

Video yang didapatkan BBC tersebut dikirim oleh kuasa hukum Pangeran Hamzah.

Hamzah menambahkan, dia bukan bagian dari konspirasi apapun atau organisasi jahat atau kelompok yang didukung asing yang selalu dijadikan alasan bagi orang-orang yang berbicara terbuka.

Dalam video itu, dia menyalahkan pemimpin negara yang bertanggung jawab atas “kebobrokan pemerintah, korupsi, dan ketidakmampuan yang telah lazim dalam struktur pemerintahan kita selama 15 sampai 20 tahun terakhir, dan semakin memburuk dari tahun ke tahun.”

“Ini adalah bentuk komunikasi terakhir saya, internet satelit, yang saya miliki. Dan saya telah diinformasikan oleh perusahaan bahwa mereka diperintahkan untuk memutusnya, jadi ini mungkin yang terakhir kali saya bisa berkomunikasi,” jelasnya Hamzah.

Sebelumnya pada Sabtu, Kepala Staf Gabungan Yordania, Mayor Jenderal Yousef Huneiti, membantah laporan media terkait penangkapan Pangeran Hamzah. Huneiti mengatakan Pangeran Hamzah diminta untuk “menghentikan pergerakan dan aktivitas apapun yang bisa dimanfaatkan untuk menyasar keamanan dan stabilitas Yordania”. Dia mengatakan penyelidikan gabungan menyeluruh dilaksanakan badan keamanan yang berakhir dengan penangkapan Sharif Hassan Bin Zaid dan Bassan Awadallah dan lainnya.

Huneiti mengatakan penyelidikan terus berlangsung dan hasilnya akan diungkapkan dengan transparansi dan kejelasan penuh. Dia menekankan semua tindakan yang dilakukan dalam kerangka hukum dan setelah dilakukan penyelidikan mendalam sebagaimana yang diharuskan.

Huneiti menegaskan “tidak ada seorang pun yang berada di atas hukum dan keamanan serta stabilitas Yordania didahulukan daripada pertimbangan apa pun.”

Sejumlah negara Arab memberikan dukungan untuk Raja Abdullah untuk meningkatkan keamanan negaranya. Dukungan di antaranya datang dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Bahrain, dan Kuwait.

Dewan Kerjasama Teluk juga mengungkapkan dukungannya, termasuk Perdana Menteri Lebanon, Saad al-Hariri dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Raja Abdullah memimpin Yordania sejak kematian ayahnya, Raja Hussein, pada 1999.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>