Connect with us

Berita

Belum Disetujui Regulator, Duterte Minta China Tarik 1.000 Dosis Vaksin Covid Sinopharm

Presiden Filipina Rodrigo Duterte meminta China menarik kembali 1.000 dosis vaksin corona Sinopharm yang telah disumbangkannya ke negara itu. Langkah itu dilakukan Duterte setelah dia kritik karena disuntik vaksin yang belum disetujui oleh regulator Filipina. Selain meminta China menarik vaksin Sinopharm, Duterte juga meminta maaf kepada publik karena menerima suntikan yang belum disetujui. Duterte mengaku […]

Published

on

Presiden Filipina Rodrigo Duterte meminta China menarik kembali 1.000 dosis vaksin corona Sinopharm yang telah disumbangkannya ke negara itu.

Langkah itu dilakukan Duterte setelah dia kritik karena disuntik vaksin yang belum disetujui oleh regulator Filipina.

Selain meminta China menarik vaksin Sinopharm, Duterte juga meminta maaf kepada publik karena menerima suntikan yang belum disetujui.

Duterte mengaku telah memberi tahu duta besar China untuk berhenti mengirim Sinopharm. Sebagai gantinya, dia meminta Tiongkok memberi vaksin buatan mereka lainnya yakni Sinovac.

“Beri kami Sinovac, yang digunakan oleh semua orang,” kata Duterte seperti dilaporkan CNN, Jumat (7/5).

Sinovac sendiri telah disetujui penggunaannya oleh Badan Makanan dan Obat-obatan (FDA) Filipina pada Februari lalu.

Duterte menerima dosis pertama vaksin Sinopharm pada Senin (3/5) lalu dan menyiarkannya secara langsung.

Permintaan penarikan vaksin Sinopharm itu menjadi insiden kedua dari gesekan diplomatik antara Filipina dan China. Sebelumnya mereka bersitegang terkait sengketa Laut China Selatan.

Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin harus meminta maaf setelah melontarkan sumpah serapah saat menuntut China menarik kapal dari Laut China Selatan.

Permintaan penarikan vaksin Sinopharm juga turut menyoroti hambatan yang dihadapi oleh vaksin China mengingat belum adanya persetujuan penggunaan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Meski demikian, vaksin itu telah disetujui untuk digunakan di banyak negara.

Ketika Sinopharm mengajukan permohonan penggunaan darurat ke FDA Filipina pada awal Maret lalu, direktur badan tersebut mengatakan bahwa, seperti kasus Sinovac, akan memakan waktu lebih lama untuk memutuskan karena belum disetujui oleh WHO.

Sementara itu WHO mengatakan bahwa pihaknya berharap bisa menyelesaikan persetujuan penggunaan darurat untuk vaksin Sinopharm dan Sinovac segera mungkin.

WHO akan memberikan keputusan menyetujui atau menolak vaksin Sinopharm dan Sinovac pada akhir pekan ini.

OASE

INFOGRAFIS

WARGANET

Trending