Connect with us

Berita

BIN Sebut 85 Persen Generasi Milenial di RI Rentan Terpapar Radikalisme

AKTUALITAS.ID – Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto menyebut sebanyak 85 persen generasi milenial di Indonesia rentan terpapar radikalisme. Menurutnya 85 persen anak muda ini bisa terjerat paham radikalisme yang saat ini justru banyak tersebar melalui media sosial. “Ada survei dari BNPT terbaru, bahwa 85 persen generasi milenial rentan terpapar radikalisme,” kata […]

Published

pada

AKTUALITAS.ID – Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto menyebut sebanyak 85 persen generasi milenial di Indonesia rentan terpapar radikalisme.

Menurutnya 85 persen anak muda ini bisa terjerat paham radikalisme yang saat ini justru banyak tersebar melalui media sosial.

“Ada survei dari BNPT terbaru, bahwa 85 persen generasi milenial rentan terpapar radikalisme,” kata Wawan saat menjadi pembicara dalam webinar soal strategi, kebijakan dan pembangunan, Selasa (15/6).

Media sosial kata Wawan memang telah dianggap menjadi salah satu inkubator radikalisme. Khususnya kata dia radikalisme yang menyasar kaum muda, baik kaum muda intelektual maupun kaum muda biasa.

“Medsos disinyalir telah menjadi inkubator radikalisme khususnya bagi generasi muda,” kata dia.

Dia pun berharap kondisi ini bisa menjadi perhatian semua pihak. Ia mengatakan angka 85 persen ini bukan angka yang sedikit.

Apalagi Indonesia juga akan menghadapi bonus demografi yang tentunya sangat berbahaya jika paham-paham radikalisme itu justru menggerogoti milenial yang menjadi salah satu bagian dari bonus demografi tersebut.

“Kondisi ini patut menjadi perhatian bersama mengingat indonesia sedang menghadapi bonus demografi. Ini menjadi sebuah pedang bermata dua jika kita tidak pandai menatanya,” kata dia.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengatakan saat ini ada persaingan ideologi transnasional radikal. Ideologi ini menurutnya menyebar melalui teknologi 5G ke seluruh pelosok Indonesia.

Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni.

Menurutnya, kecepatan ekspansi ideologi transnasional radikal bisa melampaui standar normal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut.

Oleh sebab itu, ia mengimbau semua lapisan masyarakat untuk memanfaatkan momentum peringatan Hari Lahir Pancasila ini untuk memperkokoh nilai-nilai Pancasila.

Trending

Exit mobile version