Berita
Junta Militer Myanmar Sita Ratusan Senjata Yang Diduga Milik Pasukan NUG
Pasukan keamanan Myanmar dilaporkan menyita ratusan senjata dari satu truk yang menuju Mandalay pada pekan ini. Senjata itu diduga dikirimkan untuk sayap militer pemerintah tandingan Myanmar (NUG). Surat kabar Global New Light of Myanmar melaporkan penyitaan itu terjadi setelah aparat keamanan menciduk setidaknya empat gerilyawan. Sejumlah foto yang dirilis memperlihatkan aparat menangkap empat gerilyawan itu di depan sebuah gudang […]

Pasukan keamanan Myanmar dilaporkan menyita ratusan senjata dari satu truk yang menuju Mandalay pada pekan ini. Senjata itu diduga dikirimkan untuk sayap militer pemerintah tandingan Myanmar (NUG).
Surat kabar Global New Light of Myanmar melaporkan penyitaan itu terjadi setelah aparat keamanan menciduk setidaknya empat gerilyawan.
Sejumlah foto yang dirilis memperlihatkan aparat menangkap empat gerilyawan itu di depan sebuah gudang senjata.
Koran itu melaporkan bahwa aparat berhasil menyita lebih dari 100 senjata api, 10 ribu peluru, 499 granat, bersama bom dan detonator.
Keempat anggota gerilyawan yang ditangkap dilaporkan merupakan anggota Tentara Pertahanan Rakyat (PDF), sayap bersenjata dari kabinet tandingan junta militer, Pemerintah Persatuan Nasional (NUG).
Keempat orang itu dilaporkan mengaku menerima pelatihan dan memperoleh senjata dari Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), salah satu dari sejumlah kelompok etnis bersenjata yang memerangi junta militer di perbatasan Myanmar.
Penangkapan keempat orang tersebut juga berlangsung tak lama setelah bentrokan antara aparat dan PDF Mandalay terjadi.
Delapan orang milisi PDF Mandalay dikabarkan tewas dan delapan lainnya ditahan akibat bentrokan tersebut.
Sementara itu, Reuters melaporkan bahwa juru bicara PDF Mandalay dan KIA belum bisa dimintai konfirmasinya.
Namun, perwakilan PDF Mandalay mengatakan kepada portal berita Khit Thit bahwa mereka menyangkal salah satu anggotanya, yakni Tun Tauk Naing, telah ditangkap.
Sejak merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih pimpinan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari, junta militer terus berusaha membungkam perbedaan pendapat.
Junta militer tak segan menangkap hingga membunuh ratusan pengunjuk rasa.
Berdasarkan data dari Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), korban tewas akibat bentrokan antara aparat keamanan dan penentang kudeta Myanmar mencapai 872 orang, sementara 5.033 orang ditangkap.
Para penentang kudeta menanggapi dengan membentuk milisi, meskipun mereka umumnya memiliki persenjataan ringan dengan serangan yang difokuskan di daerah pedesaan atau kota-kota kecil.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) pada hari Kamis memperkirakan 230 ribu orang mengungsi akibat pertempuran di Myanmar.
Sementara itu, sekitar 177 ribu orang mengungsi di negara bagian Karen yang berbatasan dengan Thailand, termasuk 103 ribu orang pada bulan lalu.
Sebanyak lebih dari 20 ribu orang juga berlindung di sekitar 100 daerah pengungsian setelah pertempuran antara PDF dan tentara di Negara Bagian Chin berlangsung.
-
NUSANTARA09/06/2025 18:45 WIB
Komitmen Green Policing, Polda Riau : Perusak Hutan Akan Ditindak Tegas
-
RAGAM09/06/2025 16:00 WIB
Film “Agak Laen” 2 Memasuki Proses Syuting
-
EKBIS09/06/2025 21:30 WIB
BULOG Sumut Serap 17.800 Ton Beras dari Petani, Panen Raya Diprediksi Agustus
-
EKBIS10/06/2025 09:15 WIB
Harga Pangan Kompak Turun Hari Ini: Daging Ayam hingga Cabai Makin Murah
-
NASIONAL09/06/2025 13:00 WIB
Birokrasi Harus Adaptif, Lapor Mas Wapres Tak Boleh Stagnan
-
POLITIK09/06/2025 17:00 WIB
Harus Ada Standar Biaya Pemerintah Gelar Rapat di Hotel
-
DUNIA09/06/2025 18:00 WIB
Ratusan Pelajar Ikuti Ajang Chinese Bridge 2025
-
OLAHRAGA09/06/2025 23:00 WIB
Kualifikasi Piala Dunia Tak Netral? PSSI Siap Kirim Surat Resmi ke AFC