Berita
Diduga Terinfeksi 2 Mutasi Virus Corona, Nenek di Belgia Wafat
Seorang nenek berusia 90 tahun di Belgia meninggal karena infeksi dua varian Covid-19 sekaligus yakni varian Alpha dan Beta di waktu yang bersamaan. Nenek itu sempat dirawat di rumah sakit OLV, di kota Aalst Belgia, usai dilaporkan sakit dan dinyatakan positif Covid-19 di hari yang sama. Awalnya kadar oksigen nenek itu baik, namun kondisinya memburuk dengan cepat […]

Seorang nenek berusia 90 tahun di Belgia meninggal karena infeksi dua varian Covid-19 sekaligus yakni varian Alpha dan Beta di waktu yang bersamaan. Nenek itu sempat dirawat di rumah sakit OLV, di kota Aalst Belgia, usai dilaporkan sakit dan dinyatakan positif Covid-19 di hari yang sama.
Awalnya kadar oksigen nenek itu baik, namun kondisinya memburuk dengan cepat lalu meninggal lima hari kemudian. Penelitian pun dilakukan terhadap nenek itu. Hasilnya, staf medis menemukan varian Alpha dan Beta di tubuhnya.
“Kedua varian ini beredar di Belgia saat itu, jadi kemungkinan wanita tersebut terinfeksi virus yang berbeda dari dua orang yang berbeda. Sayangnya, kita tidak tahu bagaimana dia terinfeksi,” kata ahli biologi molekuler, Anne Vankeerberghen, yang memimpin penelitian tersebut, mengutip AFP, Minggu (11/7).
Vankeerberghen mengatakan sulit untuk menyatakan apakah koinfeksi berpengaruh dalam penurunan kondisi pasien dengan begitu cepat. Penelitian itu kini sedang dipresentasikan di Kongres Mikrobiologi Klinis dan Penyakit Menular Eropa. “Tidak ada kasus lain yang dipublikasikan (dari koinfeksi serupa.)”, kata Vankeerberghen, dalam konferensi persnya.
Ia menyebut fenomena langka itu mungkin dipandang sebelah mata. Hal itu karena pengujian terbatas untuk varian Covid-19 yang tergolong Variant of Concern (VoC).
Vankeerberghen lantas menyerukan peningkatan penggunaan pengujian PCR cepat untuk mendeteksi mutasi varian yang diketahui.
Di negara lain, pada Januari 2021, para ilmuwan Brasil melaporkan dua orang telah terinfeksi secara bersamaan dengan dua jenis virus corona yang berbeda.
Namun, penelitian tersebut belum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Merespon penelitian infeksi dua varian corona, seorang ahli virologi dan Profesor Onkologi Molekuler di Universitas Warwick, Lawrence Young, tak terkejut menemukan seseorang yang terinfeksi lebih dari satu jenis virus.
“Studi ini menyoroti perlunya lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah infeksi dengan berbagai varian yang menjadi perhatian mempengaruhi perjalanan klinis Covid-19 dan apakah ini dengan cara apa pun membahayakan tingkat efikasi vaksin,” tambahnya.
-
JABODETABEK08/05/2025 07:30 WIB
SIM Keliling Jakarta Kamis Ini: Grand Cakung hingga Lapangan Banteng Siap Layani Anda
-
EKBIS08/05/2025 08:30 WIB
Kabar Gembira! Harga BBM Resmi Turun di Seluruh SPBU Mulai Hari Ini
-
EKBIS08/05/2025 10:30 WIB
Pagi Ini di Jakarta: Rupiah Kembali Tak Berdaya di Hadapan Dolar AS
-
NUSANTARA07/05/2025 20:30 WIB
1.648 Peserta Ikuti Seleksi PPPK Tahap Kedua Pemkot Jambi
-
OLAHRAGA07/05/2025 19:00 WIB
Indonesia Siap Ajukan Diri Jadi Tuan Rumah Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
JABODETABEK07/05/2025 19:30 WIB
608 Pelajar Meriahkan Pekan Olahraga Tradisional
-
OLAHRAGA07/05/2025 20:00 WIB
Liga 2 Siap Gunakan VAR Penuh Musim Depan, Format Kompetisi Lebih Ketat
-
JABODETABEK07/05/2025 21:30 WIB
DKI Jakarta Impor 500 Sapi dari Australia, Targetkan 5.000 Ekor Tahun Ini