Berita
Alasan Etika Berbisnis 250 Tabung Oksigen RS Muhammadiyah Yogya Ditarik Vendor
AKTUALITAS.ID – Sebanyak 250 tabung oksigen medis di RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta ditarik oleh distributor dengan alasan ‘etika bisnis’ soal tabung yang tak boleh diisi perusahaan lain. “Penarikannya tanggal 10 dan 11 Juli,” kata Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta M. Komaruddin saat dihubungi, Selasa (13/7/2021) malam. Komaruddin menjelaskan penarikan tabung tersebut bermula ketika rumah sakitnya […]
AKTUALITAS.ID – Sebanyak 250 tabung oksigen medis di RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta ditarik oleh distributor dengan alasan ‘etika bisnis’ soal tabung yang tak boleh diisi perusahaan lain. “Penarikannya tanggal 10 dan 11 Juli,” kata Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta M. Komaruddin saat dihubungi, Selasa (13/7/2021) malam.
Komaruddin menjelaskan penarikan tabung tersebut bermula ketika rumah sakitnya kalang kabut mencari persediaan oksigen yang mulai menipis pada 4 Juli. RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta kemudian mencoba meminta pasokan tambahan dari distributor tersebut.
Kata Komaruddin, distributor ini memang selama ini rutin mengirimkan suplai oksigen untuk cadangan kebutuhan rumah sakitnya.
Sementara suplai oksigen sentral sejauh ini pengelolaannya masih satu pintu melalui Satgas Oksigen Pemda DIY. “Beberapa minggu itu dia (distributor) rutin, sangat membantu sekali. Karena dengan 250 tabung itu biasanya antar 100 [tabung], ambil 100, antar lagi 125 [tabung]. Bisa untuk backup kalau oksigen yang cair [sentral] habis,” urainya.
Persoalannya, pada 4 Juli itu ketersediaan oksigen milik distributor tersebut kebetulan sedang habis. Mengingat kondisi darurat, Komaruddin mencari vendor dari perusahaan lain sampai ke Tuban, Jawa Timur. “Kemudian [tabung] saya pakai untuk isi oksigen dari perusahaan lain,” ucapnya.
Pihak distributor langganan RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta yang mengetahui hal ini merasa keberatan tabungnya diisi oksigen dari perusahaan lain. Komaruddin menegaskan pangkal permasalahan ini adalah murni ketidaktahuannya akan etika bisnis.
Pasalnya, selama ini tidak ada hitam di atas putih atau kontrak antara rumah sakit dan distributor tersebut. “Enggak ada kontrak, administrasi juga enggak ada. Sehingga saya juga enggak paham kalau ada etika yang harus saya patuhi. Saya pikir karena kondisi kritis saya harus menyelamatkan [pasien],” urainya.
Ia mengaku sudah meminta maaf secara langsung kepada distributor langganannya tadi.
“Sudah kami anggap selesai. Silakan [tabung] diambil tidak apa-apa. Memang berpengaruh, tapi insyaallah bisa kita atasi,” ucapnya. Sejak saat itu kerjasama antara rumah sakit dan distributor tersebut pun resmi berakhir. RS PKU Muhammadiyah kini harus mencari tabung-tabung lagi untuk cadangan kebutuhan oksigen. “Sekarang tabung beli sendiri, kita isi sendiri. Muter-muter cari. Karena kita butuh banyak (cadangan),” pungkasnya.
-
POLITIK7 jam lalu
Bahlil: Pilkada 2024 Mirip Pilkades
-
Jabodetabek19 jam lalu
Jumat, Layanan SIM Keliling Hadir di Lima Lokasi Jakarta
-
Nusantara6 jam lalu
Kunjungi Kekasihnya, Prajurit TNI Dikeroyok Pemuda Mabuk
-
Jabodetabek15 jam lalu
Ledakan Mesin Pompa SPBU di Duren Sawit, Polisi Lakukan Penyelidikan
-
Olahraga17 jam lalu
Indonesia Pimpin Grup B ASEAN Cup 2024 Usai Imbang Lawan Laos
-
Ragam16 jam lalu
Jarang Tampil Dilayar Kaca, Kiwil Fokus Berobat untuk penyembuhan Diabetes
-
Nasional23 jam lalu
Waspada Banjir Rob di 23 Titik Pesisir, BMKG Prediksi Terjadi Hingga 5 Januari 2025
-
Nusantara22 jam lalu
Seorang WNA Asal Polandia Tewas di Kamar Hotel di Bali