Usai Liburan ke Spanyol saat Krisis Covid, PM Inggris Dihujat


Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Foto: AP Photo/Matt Dunham

Perdana Menteri Boris Johnson dikecam setelah beredar foto dia dan keluarga tengah berlibur bersama keluarga ke Spanyol di tengah krisis pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di Inggris.

Kerabat korban Covid-19 di Inggris mengecam Johson yang terlihat bersenang-senang sambil melukis di balkon sebuah vila yang diyakini menjadi tempat sang PM menghabiskan waktu liburan di Marbella, Spanyol.

Seorang juru bicara kelompok aktivis keadilan Covid-19, Bereaved Families for Justice, kecewa atas foto-foto Johnson tersebut

“Sangat menyedihkan bagi kita yang kehilangan orang yang dicintai melihat Perdana Menteri melukis di vila mewah daripada merespons berita yang menghancurkan dan laporan Covid-19 kemarin,” kata kelompok itu kepada CNN, Rabu (13/10).

Bereaved Families for Justice menyinggung soal laporan setebal 150 halaman tentang penanganan Covid-19 pemerintah yang baru dirilis Komite Kesehatan Parlemen Inggris kemarin. Laporan itu menganggap response pemerintah Inggris terhadap pandemi Covid-19 lambat dan “reaktif”.

Anggota parlemen Inggris mengatakan salah satu kegagalan terbesar pemerintah adalah kebijakan penanganan Covid-19 di awal pandemi. Alih-alih berusaha menghentikan laju penyebaran Covid-19, pemerintah Inggris disebut hanya meredam laju penyebaran Covid-19.

Laporan parlemen itu juga mengkritik penerapan kebijakan penutupan wilayah (lockdown) yang lambat hingga program pelacakan kontak yang gagal sehingga memperparah penyebaran Covid-19 di Inggris di awal pandemi.

Laporan itu turut menyoroti minimnya perhatian pemerintah pada kelompok rentan khususnya mereka di sektor perawatan sosial dan kelompok rentan dan berisiko lainnya seperti kulit hitam, Asia, dan etnis minoritas lain.

“Apakah orang yang mereka cintai mungkin masih bersama mereka jika pemerintahan Johnson telah membuat keputusan yang berbeda. Sementara itu, Johnson sendiri sedang bersantai di pantai,” kata kelompok itu.

Namun, dokumen itu turut memuji program vaksinasi Covid-19 Inggris yang cepat. Inggris menjadi salah satu negara pertama yang menggelar vaksinasi Covid-19.

Bereaved Families for Justice menilai laporan tersebut hanya memunculkan masalah di permukaan dari apa yang telah dialami Inggris selama dua tahun terakhir terkungkung pandemi.

Inggris menjadi salah satu negara dengan tingkat kematian akibat Covid-19 tertinggi di dunia. Sebanyak lebih dari 138 ribu orang di Inggris telah meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19 sejak awal pandemi.

Ketua Partai Konservatif, Oliver Dowden, yang mewakili Johnson karena sedang absen, meminta maaf kepada para keluarga yang kehilangan orang-orang tercinta akibat Covid-19.

“Tentu saja, saya minta maaf karena Perdana Menteri juga minta maaf. Kami menyesal atas kerugaian yang diderita semua keluarga itu,” kata Dowden kepada Sky News.

Dowden mengakui pemerintah akan bertindak dengan cara berbeda dan menjadikan hal yang telah terjadi sebagai pelajaran.

“Ini adalah krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya, tidak ada pedoman aturan sempurna yang bisa kita ikuti,” ucap Dowden.

Dowden menyambut baik laporan itu. Ia berkata pemerintah akan sepenuhnya menganalisis dan memberikan tanggapan penuh atas laporan tersebut.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>