Mimpi Bertemu dengan Allah SWT, Mungkinkah?


Tokoh dari Lembaga Fatwa Mesir Syekh Dr Amr Al Wardani mendapatkan pertanyaan melalui telepon ketika mengisi salah satu program di televisi swasta Mesir. Penelepon bertanya, apakah mungkin seseorang melihat Allah SWT dalam mimpi?  

Syekh Dr Amr Al Wardani pun memberikan jawaban bahwa tidak ada satu pun yang bisa melihat Allah SWT dan mengetahui dengan pandangannya secara kasat mata di kehidupan dunia, maka Allah SWT itu bukan fisik jasmani, maka tidak akan bisa melihat seseorang dengan penglihatannya dan tidak bisa mengetahui dengan pengetahuannya.  

Al Wardani mengatakan bahwa terdapat corak pemikiran yang merusak kecintaan dan ibadah manusia kepada Allah SWT, yaitu mereka yang menganggap Allah mempunyai bentuk tubuh atau fisik jasmani. Padahal Allah bukan seperti itu. “Karenanya bahwa melihat Allah dengan penglihatan langsung di sekitarnya tidak mungkin , dan tidak benar dalam hak Allah,” kata syekh Al Wardani.  

Namun Al Wardani mengatakan bahwa mungkin bagi seseorang hamba melihat nur dari nur Allah dan tajali-Nya. Sebagaimana hamba akan melihat Allah di surga. Inilah pengertian yang benar.  

Sebelumnya juga ada sebuah pertanyaan yang diajukan kepada Lembaga Fatwa Mesir tentang mungkinkan melihat Allah SWT di dunia. 

Ulama Lembaga Fatwa Mesir Syekh Uwaida Utsman mengatakan bahwa tidak mungkin melihat Allah di dunia dengan mata. Namun hamba berharap untuk melihat Allah di hari kebangkitan dan ini adalah bagian dari kebahagiaan penghuni surga.

Sementara itu, Alquran dan sunnah menunjukkan bahwa nantinya orang-orang beriman bisa melihat Allah SWT di surga.  
Di sinilah para sahabat Nabi SAW beserta pengikutnya dan orang-orang setelah mereka di antara para ulama itu dikumpulkan. Allah SWT berfirman: 

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ * إلى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ “Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.” (QS Al Qiyamah: 22-23) 

Atas ayat tersebut, Abdullah bin Abbas RA mengatakan bahwa maksud dari ayat ke-23 itu ialah melihat wajah Allah SWT dan tidak bersembunyi darinya. Ibnu Katsir mengatakan, pada hari itu wajah betul-betul bersinar.  
Imam Syafii menjelaskan, Allah SWT memiliki nama dan atribut dari mana kitab-Nya keluar. Nabi-Nya memberitahu bahwa orang-orang beriman melihat Tuhan mereka pada Hari Kebangkitan kelak dengan mata mereka saat mereka melihat bulan pada malam bulan purnama. Dari Jarir bin Abdullah, dia berkata:  

كُنَّا عِنْدَ النبيِّ صلى الله عليه وسلم، فَنَظَرَ إلى القَمَرِ لَيْلَةً – يَعْنِي البَدْرَ – فقال: إنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كما تَرَوْنَ هذا القَمَرَ

“Kami berada ketika Nabi SAW melihat ke bulan (purnama), lalu Nabi SAW bersabda, ‘Kamu akan melihat Tuhanmu seperti kamu melihat bulan ini…” (HR Bukhari) 

Ibnu Bathal menjelaskan dalam syarah Shahih Bukhari, bahwa dalam hadits tersebut menyampaikan tentang keutamaan menginisiasi dan memelihara sholat subuh dan Ashar.

Dengan cara itulah maka, akan diperoleh ganjaran berupa melihat Allah SWT secara langsung. Sementara itu, Al-Tibi berkata dalam syarah al-Thibi ‘Ala Misyat al-Mashabih:  
اعلم أن مذهب أهل الله قاطبة أن رؤية الله تعالى ممكنة غير مستحيلة عقلا، وأجمعوا أيضًا على وقوعها في الآخرة، وأن المؤمنين يرون الله تعالى دون الكافرين 

“Ketahuilah bahwa mazhab ulama Islam ialah melihat Allah SWT mungkin dan bukan mustahil menurut logika, mereka juga sepakat hal itu akan terjadi kelak di akhirat, hanya orang mukmin yang akan melihat-Nya dan bukan orang kafir.” 

Sedangkan pakar fiqih dan tafsir dari Suriah, Syekh Prof Dr Wahbah Az Zuhaili, dalam Tafsir Al-Wajiz, dikutip dari laman Tafsirweb, menjelaskan ayat tersebut memiliki penjelasan, Mereka mendapat nikmat paling agung untuk melihat Dzat Tuhannya langsung tanpa penghalang apapun. Banyak riwayat hadits sahih yang meriwayatkan tentang nikmat ini. 

Di sisi lain menurut An-Nafahat Al-Makkiyah, karya Syekh Muhammad bin Shalih asy-Syawi, tafsir dari ayat 22-23 surat Al-Qiyamah, yakni Allah mengabarkan bahwa wajah orang-orang yang gembira pada hari kiamat berseri-seri, mereka melihat kepada Tuhan mereka dengan mata kepala mereka tanpa penghalang, dengan pandangan senang dan suka-cita, inilah sebesar-besar nikmat yang Allah berikan kenikmatan ini kepada penghuni surga pada hari kiamat. 

Sementara itu, dalam Tafsir as-Sa’di, Syekh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, pakar tafsir abad 14 H, memaparkan dalam ayat 22-23 yakni, Kemudian Allah menyebutkan apa-apa yang menumbuhkan semangat untuk lebih mementingkan akhirat dan menjelaskan kondisi penghuninya serta tingkatan-tingkatan mereka. 
 
Allah SWT berfirman tentang balasan orang-orang yang lebih mementingkan akhirat daripada dunia, “Wajah-wajah (orang-orang Mukmin) pada hari itu berseri-seri”, yakni berseri, cerah dan bercahaya, karena dalam diri mereka terdapat kenikmatan hati, kebahagiaan jiwa, serta kenikmatan ruhani. “Kepada Rabbnyalah mereka melihat”, yakni mereka memandang Rabb mereka berdasarkan tingkatan mereka. 

Ada di antara mereka yang memandang setiap hari, di pagi dan di sore hari. Ada di antara mereka yang memandang pada hari Jumat saja, mereka bersenang-senang dengan melihat Wajah Allah Yang Mahamulia dan keindahan-Nya yang jelas yang tidak ada sesuatu pun menyerupai-Nya. 

Ketika para penghuni surga melihat-Nya, mereka lupa akan kenikmatan dan kebahagiaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Wajah-wajah mereka kian berseri dan indah. Kita memohon kepada Allah agar menjadikan kita bersama mereka.  
 

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>